Archive for ++Persoalan agama++

Al-Arifbillah Al-Qutb Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad

Ps: Artikel nie di petik dari forum asyraff.

Salam…

Pertama sekali, ana bukanlah orang yang alim dan arif…..

sebetulnya ana masih mentah dan banyak yang perlu dipelajari, sebagai sadah alawiyyin, ana berwajib untuk belajar, mengikuti dan ‘berusaha’ untuk membawa diri ini untuk mengikut perjalanan para salaf kami, beusaha menempuh jalan para leluhur kami, “gadaman ‘ala gadamin bi jiddin auza’i”

Dengan kelemahan yang ada pada ana, ana hanya ingin petik sedikit dari leluhur kami Al-Arifbillah Al-Qutb Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad, dalam tulisannya di dalam Risalatul Mu’awanah menjelaskan sedikit ‘permasalahan’ enta. Beliau menulis:

“Perbaiki dan lurusakanlah aqidahmu dengan berpegang pada manhaj (jalan) al-firqah an-najiyah (golongan yang selamat) yang dalam islam dikenal dengan nama Ahlussunnah Wal Jama’ah. Ahlussunnah Wal Jama’ah adalah orang yang berpegang teguh pada ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa shahbihi wa sallam dan para sahabatnya. Jika kamu teliti al-kitab (Al-Quran) dan As-Sunnah – yang berisi ilmu-ilmu keimanan – dengan pemahaman yang benar dan hati yang bersih (salim), serta kamu pelajari perjalanan hidup para salaf yang saleh dari kalangan sahabat dan tabi’in, maka kamu akan mengetahui secara yakin bahawa kebenaran ada pada golongan Al-Asy’ariyyah yang dinisbatkan kepada Syeikh Abil Hassan Al-Asy’ari rahimahullah. Beliau telah menyusun aqidah ahlil haq beserta dalil-dalilnya. Itulah aqidah yang diakui oleh para sahabat dan tabi’in. Itulah aqidah ahlil haq di setiap zaman dan tempat. Itulah aqidah seluruh kaum sufi, sebagaimana disebutkan oleh Abul Qasim al-Qusyairi pada bagian awal bukunya: Ar-Risalah.

Alhamdulillah, itulah aqidah kami dan saudara-saudara kami para sadah al-Husaini yang dikenal dengan sebutan Al Abi Alawi (Bani Alawi). Itulah juga aqidah salaf kami (leluhur kami), mulai dari zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa shahbihi wa sallam hingga saat ini.

Imam Al-Muhajir ilallah, Sayyidi Ahmad bin Isa bin Muhammad bin Ali bin Al-Imam Ja’afar Ash-Shadiq radhiyallahu ‘anhu, kakek para Sadah Husaini tersebut, ketika melihat munculnya berbagai bentuk bid’ah, gelora hawa nafsu dan pertentangan pendapat di Irak, maka beliau segera hijrah meninggalkan Irak. Beliau nafa’allahu ta’ala bih selalu berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah lain sampai akhirnya tiba di Hadramaut dan menetap di sana hingga akhir hayatnya. Allah memberkati keturunannya, sehingga sangat banyak dari mereka yang dikenal kerana ilmu, ibadah, keewalian dan makrifatnya. Berkat niat Al-Imam Al-Mu’taman ini dan hijrah beliau dari tempat-tempat yang penuh fitnah, maka tidak terjadi pada mereka (anak cucunya) apa yang terjadi pada sejumlah ahlil bait lainnya yang mengikuti berbagai bid’ah dan hawa nafsu yang menyesatkan. Semoga Allah membalas kebaikan beliau kepada kami dengan sebaik-baik balasan yang diberikan kepada seorang ayah atas jasanya terhadap putra-putranya. Semoga Allah meninggikan derajat beliau di surga bersama orang-orang tuanya yang mulia, dan mempertemukan kita dengan mereka dalam keadaaan selamat, tidak berubah (aqidah) dan tidak terfitnah. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih dari semua yang berjiwa kasih. Di samping itu, Aqidah Maturidiyah dalam hal ini sama dengan Madzhab Asy’ariyah tersebut di atas.

Pertama, ana yakin dengan aqidah Asy’ariyah kerna Syeikh Abil Hassan Asy’ari dan Syeikh Abu Mansur Al-Maturidi hidup pada zaman tabi’in, yakni zaman terbaik selepas zaman Rasulillah dan sahabat, aqidah yang mereka susun, yakni asasnya SIFAT 20, ilmu aqidah yang bisa dan wajib dipegang oleh ahlussunnah wal jama’ah,

Dan paling mudahnya, ana mengikut pesanan, saranan dari leluhur kami, juga ahlulbayt yang alim lagi arif seorang wali qutb, Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad, di mana dalam syairnya,pada bait;

(untuk memperoleh semua kebaikan itu) maka perbaikilah keyakinanmu,
kerana sesungguhnya jika keyakinan sempurna,
tanpa keraguan yang ghaib akan tampak nyata,
dan jadikanlah Asy’ari sebagai aqidahmu,
kerana ia telaga yang jernih,
yang jauh dari penyimpangan dan kekufuran,

(Abdullah bin Alawi Al-Haddad, “Ad-Durrul Mandzum li Dzawil ‘Uqul wal Fuhum”)

Jadi, jika ada pendapat yang ‘lebih’ baik dari salah seorang dari ahlulbayt yang benar-benar mengikuti kakeknya Rasullullah saw, seperti Imamul Haddad….silakan…beri pendapat…kita tengok gimana…

Mungkin ana tidak “memperkenalkan” siapa Syeikh Abil Hassan Al-Asy’ari, dan Syeikh Abu Mansur Al-Maturidi, tapi leluhur kami dah “jelas” suruh kami ikut, kerana kami ahlilbayt jika mau berjaya, tempuhlah jalan para salafussoleh, para salaf kami yang terus bersambung kepada Rasulullah saw…

Al-Arifbillah Al-Qutb Abu Bakar B Muhammad Assegaf di pengajian beliau tidak pernah bosan menganjurkan mereka yang hadir, agar menempuh jalan itu gadaman ‘ala gadamin bi jiddin auza’i.

Kami ahlulbayt mengikut pesan dan saran leluhur kami, dan kami tidak sedikitpun ingin berpaling daripadanya, wallahua’lam…

Di hantar oleh:

[ Last edited by Muhd_Banahsan at 25-4-2008 05:40 AM ]

http://forum.asyraaf.net/viewthread.php?tid=1197&extra=&page=4

Comments (7) »

Rintihan Roh

Diriwayatkan: “Jika roh telah keluar dari tubuh manusia dan telah
lewat tiga hari, maka roh itu berkata: “Wahai Tuhanku,
perkenankanlah aku sehingga aku berjalan dan melihat tubuhku yang
dahulu aku berada di dalamnya.” Maka Allah memperkenankan kepadanya.
Lalu ia datang ke kuburnya dan melihat kepadanya dari jauh. Kedua
lubang hidungnya dan mulutnya mengalir darah. Maka ia menangis
dengan suatu tangisan yang cukup lama. Lalu ia merintih, aduuuh hai
tubuhku yang miskin, wahai kekasihku. Ingatlah akan hari
kehidupanmu. Rumah ini adalah rumah serigala, bala bencana, rumah
yang sempit, rumah kesusahan dan penyesalan.

Setelah lewat lima hari roh berkata: “Wahai Tuhanku,
perkenankanlah aku untuk melihat tubuhku.” Maka Allah
memperkenankannya. Lalu ia datang ke kuburnya dan melihat dari jauh.
Dan mengalirlah kedua lubang hidung dan mulutnya berupa air nanah.

Firman Allah SWT bermaksud:
“Mereka tidak dapat berbicara pada hari roh (Jibril atau ruhul
qudus) dan para malaikat berdiri dengan berbaris.”
( An-Naba’: 38)

Disebutkan dalam satu keterangan, bahawa yang dimaksud roh itu
adalah rohnya anak Adam (manusia), dan keterangan yang lain
mengatakan bahawa roh itu adalah rohnya malaikat Jibril as. Juga ada
keterangan yang menyebutkan bahawa roh itu adalah rohnya Nabi
Muhammad SAW yang berada di bawah Arasy, ia minta izin dari Allah di
malam Lailatul Qadar untuk turun memberikan salam penghormatan
kepada seluruh mukminin dan mukminat dan roh itu berjalan melalui
mereka.

Ada pula yang menyebutkan bahawa roh itu adalah rohnya para
kerabat yang sudah mati, mereka berkata: “Wahai Tuhan kami, semoga
Engkau memperkenankan kami untuk turun ke rumah-rumah kami, sehingga
kami melihat anak-anak kami dan ahli-ahli kami. Maka roh-roh itu
turun pada malam Lailatul Qadar.

Sebagaimana Ibnu Abbas ra mengatakan: “Jika datang Hari Raya,
hari Asyura’, hari Jumaat yang pertama dari bulan Rajab, malam Nisfu
Sya’ban, Lailatul Qadar, dan malam Jumaat, roh-rohnya para mayat
semua keluar dari kubur mereka dan mereka semua berdiri di pintu-
pintu rumahnya seraya berkata: “Belas kasihanlah kamu semua kepada
kami di malam yang berkah ini dengan sedekah satu suap, sebab kami
memberikan sedekah. Jika kalian bakhil dengan sedekah, dan kamu
sekalian tidak mahu memberikannya, maka hendaklah kalian mengingat
kami dengan bacaan surah Al-Fatihah di malam yang penuh keberkahan
ini.

Adakah seorang telah belas kasihan kepada kami, apakah dari
salah seorang ada yang mengenangkan ratapan kami wahai orang yang
menempati rumah-rumah kami, wahai orang yang menikmati wanita
(isteri kami), wahai orang yang berdiri memperluas mahligai kami
yang sekarang kami dalam kesempitan kubur kami, wahai orang yang
membagi harta benda kami, wahai orang.yang menyiakan anak yatim
kami. Adakah salah seorang dari kamu sekalian ada yang mengenang
perantauan kami? Buku amal kami dilipat dan kitab amal kalian
dibuka. Dan bukanlah bagi mayat yang berada dalam liang kubur
melainkan pahalanya. Maka janganlah kalian melupakan kami dengan
sebuku rotimu dan doamu, sebab kami orang-orang yang berhajat kepada
kamu sekalian, selama-lamanya.

Jika mayat memperoleh sedekah dan doa dari mereka maka ia
kembali dengan riang gembira, dan jika ia tidak memperoleh maka ia
pulang dengan sedih dan duka serta terhalang, dan putus asa dari
mereka.
Telah diterangkan, bahawasanya roh dalam perkumpulan haiwan tidak
dalam seluruh tubuh, tapi ia dalam satu bahagian dari beberapa
bahagian yang tidak dapat ditentukan dengan dalil. Bahawasanya
seorang dilukai dengan luka-luka yang banyak maka ia tidak mati. Dan
ia dilukai dengan luka-luka satu maka ia menjadi mati. Sebab luka
itu jika menimpa pada tempat di mana roh bertempat di mana roh di
dalamnya, dan bahawasanya roh bertempat pada seluruh tubuh dan
bahawasanya mati itu dalam seluruh tubuh, maka Firman Allah SWT
menunjukkan:
Katakanlah: “la akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali
yang pertama.”
(Yaa Siin: 79)
Jika dikatakan, apakah bedanya antara roh dengan rawan? Maka
kita katakan hahwa keduanya adalah satu. Keduanya tidak ada
perbedaan, sebagaimana tubuh serta tangan adalah menjadi satu. Cuma
kalau tangan dapat bergerak kesana kemari tapi kalau tubuh sama
sekali tidak bergerak. Demikian pula rawan kesana kemari tapi sama
sekali tidak bergerak.
Kemudian mengenai tempatnya roh di dalam tubuh tidak dapat
ditentukan. Adapun tempatnya rawan di antara kedua alis. Maka jika
roh itu hilang seorang hamba menjadi mati, dan jika rawan hilang ia
menjadi tidur. Sebagaimana air yang dituangkan qas’ah dan ditaruh di
rumah ada matahari yang sinarnya melalui lubang atap dan qas’ah itu
tidak bergerak dari tempatnya.

Maka demikian halnya roh bertempat di dalam tubuh dan pusatnya
berada di Arasy. Adapun rawan melihat dikala bermimpi dan ia berada
di alam malakut.

Adapun tempatnya roh setelah dicabut, ada diterangkan bahawa
tempatnya disengkala yang didalamnya terdapat lubang sejumlah
bilangan haiwan-haiwan yang dijadikan sampai hari kiamat. Jika ia
mendapat kenikmatan berada di situ dan jika mendapat azab maka di
situ pula.

Ada disebutkan bahawa roh-roh para mukminin berada dalam telur
burung yang hijau di syurga iliyyin, adapun rohnya orang-orang kafir
berada dalam telur burung yang hitam di neraka. Dan ada dikatakan
bahawa rohnya para mukminin ketika dicabut, maka para malaikat
rahmat sama mengangkat membawa naik roh ke langit yang tujuh dengan
memuliakan dan mengagungkan. Kemudian dipanggil Zat pemanggil dari
sisi Allah yang Rahman: “Hendaklah kamu semua menulis roh itu dalam
Illiyyin lalu kembalikanlah ke bumi.”

Maka mereka mengembalikan roh seorang mukmin ke dalam tubuhnya
dan ia dibukakan pintu syurga, ia melihat tempatnya di syurga sampai
datangnya hari kiamat.

Dan bahawasanya rohnya orang-orang kafir sewaktu dicabut maka
para malaikat azab sama membawa naik roh itu ke langit dunia. Maka
ditutuplah pintu-pintu langit yang lain dan ia diperintah
mengembalikan ke tempat berbaring tubuhnya, kuburnya disempitkan dan
ia dibukakan pintu neraka. Oleh kerananya ia melihat tempat
kediamannya kelak sampai datangnya hari kiamat. Dalam hal ini
sebagaimana pernah disabdakan Nabi SAW, sehingga bahawasanya mereka
mendengar suara sandal-sandal kalian, hanya saja mereka terhalang
dari berkata.

Sebahagian Hukama’ ditanya tentang tempat roh-roh setelah mati, maka
ia menerangkan sebagai berikut:

1. Bahawasanya roh-roh para Nabi berada dalam Syurga Adn, ia berada
dalam liang yang menyenangkan tubuhnya. Adapun tubuh bersujud kepada
Tuhannya.
2. Roh-roh para Syuhada berada di syurga Firdaus, pada tengahnya
syurga itu berada dalam telih burung yang hijau yang terbang di
syurga sekehendak hatinya. Kemudian datang keqanadil yang
digantungkan di Arasy.
3. Adapun roh-rohnya anak-anak kecil yang Islam berada dalam telih
burung pipitnya Syurga.
4. Roh-rohnya para anak-anak musyrik berputar-putar di syurga dan
ia tidak punya tempat, sampai hari kiamat. Lalu mereka melayani para
mukminin.
5. Roh-rohnya orang-orang mukmin yang mempunyai hutang dan aniaya
digantung diangkasa. Ia tidak sampai ke syurga dan tidak pula ke
langit sampai ia membayar hutangnya dan penganiayaannya.
6. Roh-rohnya orang-orang Islam yang berdosa diazab dalam kubur
beserta tubuhnya.
7. Roh-rohnya orang-orang kafir dan munafik dalam penjara neraka
Jahannam dipintakan diwaktu pagi dan petang.

Dan disebutkan, bahawasanya roh adalah merupakan jisim yang
halus. Oleh kerana itu tidak dapat dikatakan jika Allah itu
mempunyai roh. Sebab mustahil kalau Allah mempunyai tempat seperti
jisim-jisim. Dan dikatakan bahawa roh adalah merupakan sifat dan
dikatakan pula kalau ia pecah jadi angin, maka kedua perkataan ini
adalah perkataannya orang yang mengingkari adanya seksa kubur.

Ada diceritakan, bahawasanya seorang Yahudi datang kepada Nabi
SAW, maka mereka bertanya kepada baginda tentang roh dari Ashabi
Raqim dan dari Raja Dzil Qarnain. Dengan perdebatan Yahudi itu maka
turunlah surah Al-Kahfi.
Dan diturunkan tentang haknya roh adalah Firman Allah SWT.

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh, katakanlah: “Roh itu
termasuk urusan Tuhanku.”
(Yaa Siin: 79)

Di kirim oleh: “chipmunk_malaysia”

Comments (7) »

KATA-KATA HIKMAH

1. Siapa yang berwudhu saat ingin tidur dan meminta supaya ALLAH
> berikan kebaikan dunia dan akhirat pasti akan di kabulkan – Tirmizi. Sunat
> tidur dalam keadaan berwuduk.
> 2. Siapa yang bershalawat tidak kiralah banyak mana hitungannya setiap
> hari akan dapat keberkatan dalam apa jua dengan syarat ia berusaha mencari
> keredhaanNya.
> 3. Siapa yang bershalawat 41 kali sehari, insyaALLAH, akan dihindarkan
> daripada sifat tercela seperti hasad dengki, riak dsbnya dalam dirinya.
> 4. Bershalawat 33 kali sehari dapat menjernihkan hati, mudah memahami
> akan sesuatu ilmu yang diajarkan, di samping beroleh ketenangan fikiran.
> 5. ALLAH akan hapuskan dosa-dosa kecil dengan kita mengamalkan
> bershalawat sebanyak 11 kali tiap kali selesai menunaikan sholat fardhu.
> 6. Sewaktu menghadapi hidangan, Nabi membiasakan diri dengan mengambil
> makanan yang terdekat, kemudian baru di ambil hidangan yang lainnya
> sebagai simbolik kesopanan.
> 7. Amalkan membaca shalawat sebanyak 1000 kali sehari, insyaALLAH akan
> dikurniakan kebijaksanaan pemikiran. Di samping itu berusahalah untuk
> menerokai pelbagai ilmu.
> 8. Siapa yang berniat mandi (untuk solat jum’at) kemudian pakai pakaian
> terbaik & wangian lalu sholat jum’at, dosanya akan diampun hingga jum’at
> berikutnya-Ahmad.
> 9. Siapa yang mengamalkan berselawat 11 kali tiap hari, dengan izin
> ALLAH dirinya akan lebih dihargai oleh orang lain.
> 10. Uthman bin Affan riwayatkan bahawa Nabi Muhammad SAW apabila
> berwudhu, beliau membasahi janggutnya -Tirmizi .
> 11. Nabi tidak pernah mencela makanan. Jika baginda suka, dia makan dan
> sebaliknya beliau tinggalkan-Bukhari. Apalagi jika makanan itu pemberian
> orang lain.
> 12. Sahabat meriwayatkan: Aku lihat Nabi SAW makan dengan 3 jari (ibu
> jari telunjuk & tengah) -Muslim. Jarang sekali beliau makan dengan 4 atau
> 5 jari kecuali ada keperluan.
> 13. Menurut Sayyid Ahmad dahlan, siapa bershalawat walau sekali pada
> malam jum’at, saat mautnya kelak akan dipermudahkan ALLAH seperti yang
> dihadapi oleh para Nabi.
> 14. Setiap penyakit ada penawarnya. Bacalah shalawat tujuh kali pada air
> dan minum. InsyaALLAH, perut yang sakit atau memulas akan sembuh.
> 15. Perbaharui wudhu tiap kali bersolat krn padanya terdapat banyak
> fadhilat. Hadith: Sesiapa yang berwudhu dalam keadaan suci, ALLAH
> catatkan 10 kebaikan baginya -Abu Dawud.
> 16. Siapa yang mengamalkan membaca shalawat tiga kali setiap lepas solat
> lima waktu akan dihilangkan kebuntuan fikiran dalam menghadapi masalah
> apapun .
> 17. Nabi SAW sering menghadap kekanan sedikit setelah solat berjemaah
> supaya makmum dapat melihat wajahnya. Sebaiknya imam berzikir dan doa
> seketika bersama makmum.
> 18. Allah akan hapuskan dosa-dosa kecil dengan kita mengamalkan
> behalawat sebanyak 11 kali tiap kali selesai menunaikan solat fardu.
> 19. Nabi tak makan sambil bersandar -Bukhari. Artinya, Baginda makan
> dengan duduk condong sedikit ke hadapan bagi elakkan dirinya terlalu
> kenyang & mudahkan penghadaman.
> 20. Menurut Syihab Ahmad, siapa bershalawat tiga kali tiap selesai solat
> subuh, Maghrib dan Ishya, ALLAH akan menghindarkannya drp sebarang
> bencana.
> 21. Nabi sering beristinsyaq air kedalam hidung dan menghembuskannya.
> Selain membersihkan, ia juga mengelakkan sebarang penyakit yang berkaitan
> dengan hidung
>
> M. Ferial Akmal –> SMAN 3 Jkt Kls I-1 1975

Comments (5) »

Secebis Kisah Kenikmatan di dalam Syurga

Sesungguhnya di dalam syurga itu berupa sesuatu yang belum pernah di lihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga dan belum pernah terlintas oleh hati manusia. Ahli syurga bagaikan raja bersenang-lenang dengan penuh kenikmatan sedangkan umur mereka seusia dengan putera. Usia mereka kekal selamanya 33 tahun yakni seusia ketika nabi Isa AS di angkat ke langit, manakala tinggi mereka pula setinggi nabi Adam AS yakni setinggi 60 hasta dan dalamnya lintang 7 hasta. Mereka sangat kacak dan suara mereka sangat merdu. Mata mereka seakan bercelak, putih kulitnya, tiada berbulu badannya kecuali di kepala (kerinting rambutnya), alis dan kelopak mata. Sedang janggut, misai, ketiak dan kemaluan licin tidak berbulu. Mereka tidak kencing dan tidak buang air besar, tidak berludah dan tidak berhingus dan peluh mereka berbau kasturi. Bejana mereka dari emas dan perak, sisir rambut mereka dari emas, kayu bakar mereka dari kayu gahru yang harum (kayu kemenyan). Mereka sentiasa merasa aman dari azab. Hati mereka sentiasa bersatu dan tidak pernah berselisih dan benci membenci antara sesama mereka.

Mereka diberi pakaian dari sutera halus yang hijau dan tebal lagi tidak akan reput atau lusuh. Di kepala mereka ada mahkota yang dapat menerangi antara timur dan barat. Mereka juga diberi pakai 70 macam perhiasan yang berubah warnanya setiap jam, berbeza warna dengan perhiasan yang lain, sedang jari-jari mereka ada sepuluh cincin, terukir pada yang;

1. Salam alaikum bima shobartum (Selamat sejahtera kamu kerana kesabaran kamu)
2. Ud khuluha bisalamin aminin (Masuklah ke syurga dengan selamat dan aman)
3. Tilkal janatullati urits tumu ha bima kuntum ta’malun (Itulah syurga yang diwariskan kepadamu kerana amal perbuatanmu)
4. Rufi’at ankumul ahzana wal humum (Telah dihindarkan dari kamu semua risau dan dukacita)
5. Albasakum alhuli wal hulal (Kami berimu pakaian dan perhiasan)
6. Zawwa jakum ul hurul iin (Kami kahwinkan kamu dengan bidadari)
7. Walakum fihamatasy tahihil anfusu wa taladzzul a’yun wa antum fiha khalidun (Untuk mu dalam syurga segala keinginan dan menyenangkan pandangan matamu)
8. Rafaq tumunnabiyina wassiddiqin (Kamu telah berkumpul dengan para Nabi dan Siddiqin)
9. Shirtum syababa laa tahromun (Kamu menjadi muda dan tidak tua selamanya)
10. Sakantum fi jiwari man laa yu’dzil jiran (Kamu tinggal dengan tetangga yang tidak mengganggu tetangganya)

Penglihatan mereka dilapangkan sehingga ia memandang yang jauh-jauh seperti memandangnya dari jarak dekat. Penghabisan orang yang masuk syurga dan paling rendah kedudukannya, diberi kerajaan sepanjang penglihatannya, serupa dengan jarak 100 tahun perjalanan. Dan didirikan bagi mereka kubah dari mutiara, zabarjat dan yakut. Lebarnya seperti antara Al-Jabiyah ke Sana’a. Setiap pagi dan petang mereka diberi makan dengan 70,000 piring dari emas, sedangkan warna pada setiap piring tidak sama, sedang rasa makanan pada tiap suapan tidak sama, ditemukan rasa makanan pada suapan yang pertama sama rasanya dengan rasa pada suapan terakhir.

Terdapat 70,000 kampung yang terdiri dari mutiara dan yakut. Setiap kampung ada 70,000 rumah sedangkan rumah-rumah itu tidak satu pecah atau rosak. Sebahagian bangunan di syurga diperbuat dari jalinan bata dari emas dan bata dari perak. Bumi syurga dari perak, dan tanahnya dari misik atau za’faran, debu lantainya dari kasturi yang semerbak harum, dan kerikilnya mutiara serta yakut dan urat-urat pohonnya dari perak, sedang dahannya dari mutiara dan zabarjad, daun dan buahnya berada di bawah, maka seseorang tidak menghadapi kesukaran untuk makan walaupun dalam keadaan berdiri, duduk ataupun baring.

Diriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda: “Allah SWT telah menciptakan wajah-wajah bidadari terdiri dari 4 warna; putih, hijau, kuning dan merah. Dan tubuhnya diciptakan dari za’faran, misik dan kafur. Dan rambutnya diciptakan dari cengkeh. Bahagian tubuhnya mulai dari kaki sampai lutut tercipta dari za’faran. Dari lutut sampai buah dada tercipta dari anbar. Dari leher sampai kepala tercipta dari kafur. Andaikata meludah ke dunia, maka ludahnya akan menjelma menjadi misik. Pada setiap dadanya tertulis nama suaminya dan nama dari nama-nama Allah SWT. Pada setiap tangannya mengenakan 10 gelang dari emas, memakai cincin sebanyak 10 pada jari-jarinya, memakai 10 perhiasan gelang kaki dari mutiara dan permata.”

Sekurang-kurangnya penduduk syurga itu memiliki 80,000 pelayan dan dikahwinkan dengan 72 isteri (bidadari). Mereka diberi kekuatan 100 orang ketika makan, minum dan senggama. Dicipta bidadari secara langsung oleh Allah SWT dan bukan melalui proses kelahiran. Kejelitaan digambarkan seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan. Yang sentiasa dara lagi sebaya umurnya, cantik, manja, rindu dan amat mencintai suaminya. Yang suci dari sebarang kotoran, haid, nifas, kencing dan air mani. Sopan menundukkan pandangan, tidak pernah disentuh oleh mana-mana jin atau manusia sebelum mereka. Sangat putih kulitnya. Bermata jeli, anak mata hitam pekat bagaikan mata bayi yang baru dilahirkan, bahkan lebih jernih dan lebih becahaya. Lebar matanya disertai bulu mata bagaikan sayap burung yang sedang terbang. Mempunyai betis yang tembus, yang sangat indah mata melihat sehingga boleh terlihat sumsum betis dari belakang dagingnya. Mempunyai kelembutan seperti lembutnya selaput telur di dalam telur yang melekat di kulit luar. Dikurniakan Allah SWT cahaya pada wajah seperti bulan purnama. Cahaya serta bau harum semerbak pada tubuh mereka dapat memenuhi dunia antara langit dan bumi. Sedangkan tutup kepala bidadari itu lebih baik dari dunia dan seisinya.

Terdapat kemah-kemah yang mengandungi berpuluh-puluh bilik dari mutiara yang berlubang. Ada bilik yang bagaikan taman yang luas yang dipenuhi pohon-pohon palma dan di kelilingi sungai yang mengalir, yang tepiannya dilitupi oleh bunga mawar, melati dan lain-lain bunga yang tumbuh dari lembah. Ketika angin meniup taman bunga ini, seluruh taman dipenuhi bau harum semerbak. Di dalam bilik ada ruangan luas yang diperbuat dari kayu cendana dan pokok gaharu serta dilapisi dengan segala macam marmar berwarna. Berterbangan burung-burung seperti burung bul-bul, murai atau merpati yang pandai menyanyi. Setiap bilik dihiasi dengan perhiasan dari zamrud, batu merah, batu delima merah jingga, serta emas dan perak. Di dalam bilik yang sebegini indah inilah tempat tinggalnya bidadari itu. Mereka menantikan kedatangan suami mereka dengan menyanyikan lagu-lagu rindu bagaikan orang yang sedang mabuk cinta. Setiap kali mereka menyenandungkan lagu-lagu pujaan yang menyebut-nyebut suami mereka setiap itu pula bangkit nafsu kecemburuan mereka.

Hadis riwayat At-Tarmizi, Rasulullah SAW bersabda: “Di sediakan tempat untuk berkumpulnya para bidadari, dan di sana mereka beryanyi semerdu suara yang belum pernah didengar oleh manusia suara semerdu itu. Kamilah yang kekal dan tak akan rosak (berubah), kamilah selalu senang tak pernah susah, kamilah yang puas rela tak akan marah, sungguh bahagia orang yang untuk kami dan kami untuknya.”

Ketika mereka yakni suami bidadari melintasi kawasan perkemahan di mana para bidadari berkumpul, maka para bidadari akan menyambut kedatangan suami mereka dengan sepenuh jiwa dan raga mereka kepadanya. Para bidadari akan melayan sepenuhnya keinginan suaminya, bahkan menggoda supaya suaminya terus bermesra dengannya. Para bidadari sentiasa inginkan kehidupan di atas tilam-tilam sutera yang lembut, dengan cadar yang berilau-kilauan, sentiasa berpegangan erat tangan suaminya. Hubungan senggama bersama bidadari adalah hubungan kenikmatan tanpa sebarang keletihan, peluh mahupun kotoran berupa air mani. Seorang suami boleh menggauli 100 bidadari dalam sehari.

Bagi mereka yang menduduki syurga ‘Adn, mereka akan menduduki istana-istana yang diperbuat daripada mutiara. Di dalam setiap istana terdapat 70 buah rumah dari permata yakut merah. Di dalam setiap rumah terdapat 70 buah bilik dari zamrut hijau. Di dalam setiap bilik terdapat ranjang. Setiap ranjang terdapat 70 permaidani dalam pelbagai warna, dan setiap permaidani terdapat seorang bidadari. Mereka akan diberi hiasan gelang dari emas, berpakaian hijau dari sutera yang bersulam benang emas.

Ahli syurga akan lupa akan segala kenikmatan yang mereka alami di dalam syurga apabila mereka dihimpunkan dalam satu majlis yang agung. Majlis ini adalah kemuncak bagi segala kenikmatan bagi penduduk syurga kerana di dalam majlis ini, mereka dapat mendengar dengan sendiri kalimat dari Allah SWT, dapat melihat Zat Allah SWT, dapat redha dari Allah SWT dan dapat pengisytiharan yang mereka akan hidup kekal selamanya di dalam syurga oleh Allah SWT.

Wallahu’alam.

Maha Suci Tuhan yang menjadikan segala kejadian..

Comments (28) »

kemusykilan imam berdiri di rakaat kelima

Jika Imam berdiri ke rakaat ke 5, maka makmum hendaklah bermufarakah darinya dan jangan mengikutnya, dan jika makmum mengikutnya dengan sengaja dan tahu perbuatan itu haram maka batallah solatnya. Jika makmum yang mengikuti Imam yang bangkit berdiri ke rakaat ke 5 itu adalah seorang makmum yang masbuk yang tahu Imam itu mendirikan rakaat yang lebih nescaya tidak sah ikutannya, tetapi jika dia mengikutnya dengan kejahilan dan mendapat semua rakaat dengannya,maka ikutannya sah dan rakaat yang lebih itu dikira untuknya mengikut qaul(pendapat) yang sahih.

sumber-Kitab Masalah Imam dan Makmum oleh Yusuf zaki Yaakub

by: Sy Fadhil Al Idrus

Leave a comment »

14 Perkara Yang Sunat Dilakukan Pada Hari Asyura

14 Perkara Yang Sunat Dilakukan Pada Hari Asyura

1. Melapangkan masa / belanja anak , suami & isteri2
fadhilat – Allah akan melapangkan hidupnya pada tahun ini.
2. Memuliakan fakir miskin
fadhilat – Allah akan melapangkannya dalam kubur nanti.
3. Menahan marah
fadhilat – Di akhirat nanti Allah akan memasukkannya ke dalam golongan yang ridha.
4. Menunjukkan orang sesat
fadhilat – Allah akan memenuhkan cahaya iman dalam hatinya.
5. Menyapu / mengusap kepala anak yatim
fadhilat – Allah akan mengurniakan sepohon pokok di syurga bagi tiap-tiap rambut yang di sapunya.
6. Bersedekah
fadhilat – Allah akan menjauhkannya daripada neraka sekadar jauh seekor gagak terbang tak berhenti-henti dari
kecil sehingga ia mati. Diberi pahala seperti bersedekah kepada semua fakir miskin di dunia ini.
7. Memelihara kehormatan diri
fadhilat – Allah akan mengurniakan hidupnya sentiasa diterangi cahaya keimanan.
8. Mandi Sunat
fadhilat – Tidak sakit (sakit berat)pada tahun itu
lafaz niat : ‘Sahaja aku mandi sunat hari Asyura kerana Allah Taala’
9. Bercelak
fadhilat – tidak akan sakit mata pada tahun itu.
10. Membaca Qulhuwallah hingga akhir seribu kali
fadhilat – Allah akan memandanginya dengan pandangan rahmah diakhirat nanti.
11. Sembahyang sunat empat rakaat
fadhilat – Allah akan mengampunkan dosanya walau telah berlarutan selama 50 tahun melakukannya.
lafaz niat : ‘Sahaja aku sembahyang sunat hari Asyura empat rakaat kerana Allah Taala’
Pada rakaat pertama dan kedua selepas fatihah di baca Qulhuwallah sebelas kali.
12. Membaca
‘hasbiyallahhu wani’mal wakil wa ni’mal maula wa ni’mannasiiru’
fadhilat – Tidak mati pada tahun ini .
13. Menjamu orang berbuka puasa

fadhilat – Diberi pahala seperti memberi sekalian orang Islam berbuka puasa.

14. Puasa
Niat – ‘Sahaja aku berpuasa esok hari sunat hari Asyura kerana Allah Taala’
fadhilat – Diberi pahala seribu kali Haji, seribu kali umrah dan seribu kali syahid dan diharamkannya daripada neraka.

Insya’allah..
Semoga Bermanfaat Dan Dapat Dipanjangkan Kepada Yang Lain-Lain.

Comments (4) »

Cara membayar fidyah

Mukhtasar : Perihal Puasa Qadha’ & Fidyah
Disusun-semula dari Al-Ahkam.net
Masalah: Lewat mengqadha’ puasa dan fidyah
Dasar fidyah ialah firman Allah Taala:
“..Dan wajib atas orang yang tidak berdaya berpuasa (kerana tua dsbnya) membayar fidyah iaitu memberi makan orang miskin..”
(al-Baqarah:184)

*Hukum fidyah:
Hukumnya adalah wajib berdasarkan firman Allah taala di atas.

*Jumlah fidyah yang wajib dibayar
Jumhur ulamak mengatakan bahawa fidyah adalah sebanyak sau cupak makanan asasi di negeri tempatnya tinggal, untuk setiap hari puasa yang ditinggalkan.

*Sebab-sebab Fidyah:
1. Para ulamak bersepakat mengatakan bahawa orang yang tidak berdaya mengerjakan puasa, adalah wajib membayar fidyah. Seperti orang tua yang lemah dan sudah tidak mampu lagi untuk berpuasa. Selain dari ayat al-Quran di atas, Ibnu Abbas ada menjelaskan bahawa perkara ini adalah satu rukhsah (keringan) dari ALlah Taala.

2. Para ulamak juga bersepakat mengatakan bahawa orang yang menderita sakit yang tidak ada harapan untuk sembuh juga diwajibkan membayar fidyah. Dia tidak lagi diwajibkan berpuasa. Dasarnya ialah firman Allah Taala:
“..Dan Ia tidak menjadikan kamu menganggung sesuatu keberatan dan susah oayah dalam perkara agama..”

(Al-Hajj: 78)
3. Bagi perempuan yang hamil atau menyusukan anak yang bimbangkan keselamatan anaknya, dia dibenarkan berbuka. Juga diwajibkan mengqadha’ puasanya itu. Dan.. Menurut jumhur ulamak, dia juga diwajibkan membayar fidyah untuk setiap puasa yang ditinggalkannya. Ulamak Hanafi berpendapat sebaliknya, di mana perempuan di atas tidak perlu fiidyah.
Masalah: Jika khuatirkan keselamatan diri sendiri.
Dalam masalah ini, hanya wajib qadha’ sahaja, tidak fidyah. Inilah pendapat semua ulamak. Dalilnya ialah ayat al-Quran di atas.
4. Mereka yang lewat mengqadha’kan puasa Ramadhan, sehingga datang Ramadhan berikutnya juga diwajibkan fidyah. Ini adalah pendapat Jumhur ulamak. Sedangkan Hanafi, tidak berpendapat begitu. Mereka berpendapat tidak perlu fidyah.
Dan jika kelewatan qadhak puasa itu kerana uzur, tidak wajib fidyah.
Masalah: Apakah fidyah bertambah dengan pertambahan tahun?
Menurut pendapat Ashah (terkuat) Syafi’i, ya bertambah dengan pertambahan tahun.
Alasan mereka ialah, kewajipan yang berbentuk harta tidak boleh disekalikan (jamak/himpunkan sekaligus).
Maliki dan Hanbali berpendapat tidak berganda dengan pertambahan tahun.
Mereka menyamakannya dengan hukuman hudud yang dikenakan sekaligus.
————-
Masalah: Kelewatan qadha’ puasa hingga datang Ramadhan berikutnya – Fatwa al-Qardhawi
Dr. Yusof al-Qardhawi mengatakan bahawa sebahagian imam berpendapat dalam kes ini diwajibkan
mengqadha’ puasa berkenaan dan membayar fidyah satu mud untuk setiap hari puasa yang
ditinggalkan. Satu mud bersamaan dengan setengah kilogram lebih sedikit.
Katanya, inilah mazhab Syafi’i dan Hanbali yang berdasarkan kepada amalan sejumlah sahabat.
Manakala sebahagian para imam yang lain tidak mewajibkan fidyah. Namun qadhak tetap wajib
dilaksanakan.
Masalah: Pendapat yang perlu diikut
Al-Qardhawi mengatakan bahawa memberi fidyah adalah satu amalan yang baik,
tetapi jika tidak membayarnya insyaallah tidak ada dosa atasnya.
Ini adalah kerana tidak ada satupun riwayat yang sahih mengenainya dari Nabi s.a.w.
Saya berpendapat, kita di Malaysia ini, tidak ada salahnya kita beramal dengan mazhab Syafi’i,
iaitu membayar fidyah atas kelewatan qadha’ puasa.
Masalah: Ragu-ragu tentang jumlah puasa yang ditinggalkan
Hendaklah mengikut dugaannya yang lebih kuat dan yang lebih diyakininya.
Namun, untuk menenangkan hatinya dan agar seseorang itu selamat dalam agamanya
serta bebas dari tanggungan, maka hendaklah dia menentukan jumlah yang lebih banyak.
Kerana ini akan mendapat tambahan pahala dan ganjaran.
Maka, secara ringkasnya :
1.Qadha sahaja atau disertakan fidyah.
Pendapat yg kuat ialah tidak perlu fidyah, memadai qadha sahaja. (Qardhawi, fatawa mu’asirat; dan Dr Syurbasyi, Yas-aluunak)
2.Fiqh Syafi’iy menetapkan:
Wajib qadha sahaja jika ada alasan kukuh kenapa ia tidak dapat dilakukan sebelum kedatangan Ramadhan yg baru.
Ia dikenakan penalti fidyah (bg setiap hari yg ditinggalkan) sebagai denda tambahan qadha’ jika ia sengaja melengah-lengahkan qadha tanpa sebarang alasan syar’iy.
*Fiqh Tarjeeh atau tahqeeq (penilaian semula), misalnya Dr Qardhawi, (Fatawa Mu’asirat), penalti fidyah itu tiada dalil syara’ bahkan lebih kpd hanya ijtihad fuqaha’ sahaja dan memadai dgn qadha’ sahaja. Terpulanglah untuk kekal berpegang dgn fiqh Syafi’iy atau berpindah kepada fiqh tarjeeh. WaLlahu a’alam
Rujukan:
Mughnil Muhtaj, vol. 1, al-Khatib al-Syarbini
Bujairimi Alal Khatib, vol. 2, al-Bujairimi
I’anah al-Thalibin, vol 2, al-Syatha
Fatawa Muashirah, vol 1, al-Qardhawi
Bidayatul Mujtahid, vol. 1, Ibnu Rusyd

Comments (16) »

Sedekah jariah

Doa belajar oleh imam Alhaddad

Doa belajar oleh imam alhadad… MAKSUDNYE=

Aku niatkan untuk belajar dan mengajar,
mengambil dan memberi manfa’at,
mengambil dan memberi peringatan,
mengambil faedah dan memberi faedah,
berpegang teguh pada Kitab Allah
dan sunnah Rasulullah sallahu alayhi wassalam,
menyeru kepada petunjuk,
menunjuk ke arah kebaikan,
menuntut dan mencari keredhaan Allah,
mendekatkan diri dan mendapatkan balasan dari-Nya.
Amin.

Sedekah jariah kebajikan yang tak berahir

1. Berikan al-Quran pada seseorang, dan setiap dibaca, Anda mendapatkan
hasanah.2. Sumbangkan kerusi roda ke hospital dan setiap orang sakit
menggunakannya,
Anda dapat hasanah.3. Berkongsi bahan bacaan yang membangun dengan seseorang.

4. Bantu mendidik seorang anak.

5. Ajarkan seseorang sebuah do’a. Pada setiap bacaan do’a itu, anda
dapat
hasanah.

6. Berkongsi CD Quran atau Do’a.

7. Terlibat dalam pembangunan sebuah masjid.

8. Tempatkan pendingin air di tempat umum.

9. Tanam sebuah pohon. Setiap seseorang atau binatang berlindung
dibawahnya,
Anda dapat hasanah.

10. kongsilah pengetahuan ini dengan orang lain. Jika seseorang menjalankan
salah
satu dari hal diatas, Anda dapat hasanah sampai hari Qiamat.

Comments (2) »

Cintailah Dia Hanya Kerana Allah..

Cintailah Dia Hanya Kerana Allah..Mencintai seseorang atau suatu kadang bisa membuat kita lupa makna hakikat dari apa yang kita cintai, siapa yang pernah menciptakannya, menjadikannya hadir di dunia ini, membuatnya ada tampil seperti sekarang ini.

Adalah Allah yang telah menjadikannya Tampan dan manis, imut-imut dan lugu, penuh kharisma dan wibawa, inilah yang bisa meruntuhkan dinding-dinding keangkuhan kita pada makhluk yang namanya laki-laki.

Tapi ketahuilah kita tak akan pernah rugi kalo mencintainya karena Allah, karena sampai kapanpun, apapun cuma Allah yang kelak akan membukakan hatinya untuk kita, menyayangi kita, dan peduli tentang kita.

Maka dari itu, cintai dia karena Allah. Maka kita tak akan kecewa sampai kapanpun.

kiriman: farhana

Comments (1) »

siapakah yang menakjubkan imannya

“Kudengar kau berkata, “Menurut kalian, siapakah mahluk yang paling menakjubkan i man nya?” Kami jawab serempak, “Malaikat, ya Rasulallah.” “Bagai man a mereka tak beri man , padahal mereka berada di samping Tuhan mereka?” jawabmu.

“Kalau begitu para nabi, ya Rasulallah.” “Bagai man a mereka tak beri man , bukankah wahyu turun kepada mereka?” “Kalau begitu kami, sahabat-sahabatmu, ya Rasulallah.”
“Bagai man a kalian tak beri man padaku padahal aku berada di tengah-tengah kalian? Bagai man a sahabat-sahabatku tidak beri man ? Mereka menyaksikan apa yang mereka saksikan.”

Aku tahu, ya Rasulallah, kami telah saksikan mukjizatmu. Kulihat wajahmu yang bersinar, kulihat air telah mengalir dari sela jemarimu, bagai man a mun gkin kami tak beri man kepadamu. Kalau begitu siapa ya Rasulallah, orang yang kau sebut paling menakjubkan i man nya?

Langit Madinah bening, bumi Madinah hening. Kami ter man gu. Ah, gerangan siapa mereka itu? Siapa yang kau puji itu, ya Rasulallah? Kutahan nafasku, kucurahkan perhatianku. Dan bibirmu yang mulia mulai bergerak, “Orang yang paling menakjubkan i man nya adalah kaum yang datang sesudahku. Yang beri man kepadaku, padahal mereka tak pernah melihat dan berjumpa denganku. Yang paling menakjubkan i man nya adalah orang yang datang setelah aku tiada. Yang membenarkan aku padahal mereka tak pernah melihatku. Mereka adalah saudara-saudaraku.”

Kami terkejut. “Ya Rasulallah, bukankah kami saudaramu juga?” Kau menjawab, “Benar, kalian adalah para sahabatku. Adapun saudaraku adalah mereka yang hidup setelah aku.

Yang beri man kepadaku padahal mereka tak pernah melihatku. Merekalah yang beri man kepada yang ghaib, yang menunaikan salat, yang men gin fakkan sebagian rezeki yang diberikan kepada mereka… (QS. Al-Baqarah; 3)”

Kau diam sejenak ya Rasulallah. Langit Madinah bening, bumi Madinah hening. Kudengar kau berkata, “Alangkah rindunya aku berjumpa dengan saudara-saudaraku. Alangkah beruntungnya bila aku dapat bertemu dengan saudara-saudaraku.”

Suaramu parau dan butiran air mata tergenang di sudut matamu. Kau in gin berjumpa dengan mereka, ya Rasulallah. Kau rindukan mereka, ya Nabiyallah. Kau dambakan mereka, ya Habiballah.. . .

Wahai Rasulullah, kau in gin bertemu dengan mereka yang tak pernah dijumpaimu, mereka yang bibirnya selalu bergetar menggumamkan shalawat untukmu. Kau in gin datang memeluk mereka, memuaskan kerinduanmu. Kau akan datang kepada mereka yang mengunjungimu dengan shalawat. Masih kuingat sabdamu, “Barangsiapa yang datang kepadaku, aku akan memberinya syafaat di hari kiamat.”

Yâ wajîhan ‘ indallâh, isyfa ‘ lanâ ‘ indallâh. Wahai yang mulia di sisi Allah, berikanlah syafaat kepada kami di sisi Allah…

layakkah diri ini mendapat penghormatan itu… .

kiriman:AMRAN

Comments (1) »

Wanita Mengumpat Sukar Di kapan

> Wanita Mengumpat Sukar Di kapan
>
> P/s: Kepada Kaum Hawa janganlah cepat melatah, jadikan ia sebagai
> pengajaran.
>
> Wanita Mengumpat Sukar DI kapan
>
> Sebagai bilal pengurusan jenazah, banyak pengalaman yang telah saya
> tempuhi. Ada di antaranya yang cukup menyedihkan. Tidak kurang juga yang
> benar-benar memberi keinsafan. Salah satu daripada pengalaman-pengalam an
> itu membabitkan masalah kain kapan tidak muat pada hal mayat yang hendak
> di kapankan bersaiz kecil. Ini bertentangan dengan satu lagi mayat yang
> saya uruskan, di mana kain kapannya mencukupi walapun orangnya berbadan
> tinggi dan gemuk. Sepanjang pengelaman saya dalam pengurusan jenazah sejak
> lebih 30 tahun lalu, saya mengunakan kain kapan sebanyak 24 ela untuk
> mengapankan mayat. Jumlah itu selalunya mencukupi tidak kira sama ada
> mayat bersaiz besar atau kecil, gemuk atau kurus.
>
> Tetapi sewaktu menguruskan satu jenazah di negeri Selangor beberapa
> tahun lalu, kain kapan sebanyak 24 ela yang saya sediakan itu tidak
> mencukupi pada hal mayatnya kecil sahaja. Mayat itu berkeadaan biasa,
> berbadan kurus dengan ketinggian lebih kurang lima kaki. Saya di
> beritahu arwah meninggal dunia kerana sakit jantung. Orangnya sudah tua,
> umurnya sekitar 60-an.
>
> Seperti biasa sebelum memandikan mayat, saya memotong dahulu kain
> kapannya sebanyak tiga keping. Panjangnya mengikut ketinggian arwah
> kemudian di tambah satu hasta di hujung kepala dan satu hasta di hujung
> kaki. Selepas semuanya siap disusun, saya mula memandikan arwah dengan
> bantuan adik saya, Rafeah.
>
> Tiada keanehan ketara berlaku semasa arwah di mandikan, cuma mukanya
> agak kuning dan najisnya, Maha Suci Allah amat banyak. Makin dikorek
> makin banyak yang keluar.
>
> “Eh, ada lagi najis”, kata adik saya Rafeah kehairanan. Selalunya tidak
> sampai setengah jam, najis sudah habis keluar tetapi yang ini, lebih 45
> minit baru habis. Setelah lebih dua jam berlalu, baru selesai tugas kami
> memandikan mayat itu. Selalunya satu setengah jam sudah mencukupi.
> Bila semuanya sudah bersih, arwah dipindahkan untuk dikapan. Sebaik
> sahaja arwah diletakkan ke atas kain kapan, saya terperanjat besar bila
> mendapati kain putih yang saya sediakan tadi tidak muat. Entah macam
> mana kain kapan di hujung kepala dan di hujung kakinya cuma tinggal satu
> jari sahaja.
>
> “Eh, kenapa tak cukup. Takkan salah potong”, saya berkata pada adik
> saya. Wajahnya turut berkerut kehairanan bila mendapati kain kapan yang
> kami sediakan itu tidak muat. Kami berdua sama-sama bingung dan
> bertanya-tanya di mana silapnya.
>
> Nak katakan saya tersalah ukur semasa memotong tadi, mustahil. Rafeah
> sendiri menyaksikan dan membantu saya memotong kain itu. Sudah
> bertahun-tahun kami berdua melakukan perkerjaan ini, tidak mungkin kami
> tersalah potong. Nak katakan pembekal kain bersalah ukur, juga tidak
> mungkin. Sebelum memotong, kami mengukur terlebih dahulu kain kapan itu
> dan mendapatinya cukup 24 ela.
>
> Setiap kali berlaku kematian, orang yang sama itulah yang membekalkan
> kain kapan kepada saya. Tidak mungkin dia tersalah ukur. Saya mula
> berkecimpung dalam pengurusan jenazah sejak berusia 17 tahun lagi. Waktu
> itu saya mengikut nenek saya menguruskan jenazah di kawasan Klang
> sebelum di lantik sebagai bilal pengurusan jenazah wanita oleh Jabatan
> Agama Islam Selangor pada tahun 1973.
>
> Sepanjang tempoh pembabitan saya dalam bidang itu, inilah kali pertama
> saya berdepan dengan masalah saya berdepan dengan masalah kain kapan
> tidak muat. Mungkin inilah yang dikatakan habuan dan bahagian
> masing-masing. Entah apa amalan arwah semasa hayatnya hanya Tuhan sahaja
> yang mengetahui. Semoga Tuhan mengampunkan segala dosanya dan mencucuri
> rahmat di atas rohnya.
>
> Untuk menambah kain putih yang lain, dah tak ada. Kain yang saya bawa
> itu semuanya sudah di pakai, tiada lagi saki-bakinya. Mahu tak mahu mayat
> arwah dikapankan juga menggunakan apa yang ada. Maha Suci Allah, saya
> sekali lagi teperanjat beser bila mendapati kain kapan itu tidak mencukupi
> untuk membungkus mayat arwah. Bahagian tengahnya ternganga seperti
> membungkus nasi lemak. Selalunya kain kapan yang saya sediakan boleh
> menutup hingga ke bahagian tepi. Puas saya tarik untuk cuba menutup
> bahagian yang ternganga tetapi gagal. Untuk mengatasi masalah itu, saya
> terpaksa menggunakan kapas untuk menutup bahagian yang ternganga sebelum
> mengikatnya kemas-kemas.
>
> Sebaik sahaja selesai kerja-kerja mengapan, arwah disembahyangkan
> kemudian dibawa ke tanah perkuburan. Dan dengan itu selesailah kewajiban
> saya. Namun cerita-cerita daripada salah seorang yang membantu kerja-kerja
> pengebumian jenazah membuatkan diri saya menjadi bertambah
> bingung.
>
> Menurutnya, semasa jenazah hendak dikebumikan, satu keanehan berlaku
> yang benar-benar memberi keinsafan kepada sesiapa sahaja yang hadir.
> Ketika jenazah diturunkan, liang lahad yang disediakan didapati tidak
> cukup panjang hingga menyebabkan bahagian kaki jenazah membengkok.
> Akibatnya, jenazah terpaksa ditarik naik dan liang lahad digali semula.
> Bila kubur siap di gali, jenazah diturunkan untuk kali kedua. Allah Maha
> Besar, liang lahad masih sempit walaupun telah digali melebihi enam kaki.
> Setiap yang hadir bertambah hairan. Apakah amalannya hingga diseksa begitu
> rupa?
>
> Jenazah dinaikkan semula dan liang lahad ditebuk lagi untuk kali ketiga.
> Bila selesai kerja-kerja menggali, jenazah diturunkan. Alhamdulillah,
> cubaan kali ketiga berjaya dan jenazah akhirnya selamat dikebumikan.
> Masing-masing menghembus nafas lega.
>
> Apa yang berlaku pada jenazah itu memanglah menyedihkan. Saya sendiri
> tertanya-tanya bagaimana kain kapan yang saya bawa itu tidak muat
> dengannya. Untuk memastikan kedudukan sebenarnya, saya pergi ke kedai
> yang membekalkan kain kapan kepada saya untuk bertanya berapa banyak
> kain putih yang dibekalkan kepada saya. Jika betul 24 ela,kenapa kain
> itu tidak cukup sedangkan mayat yang dikapankan bersaiz kecil.
>
> Jawapan yang diberikan oleh pekedai itu menyedarkan saya tentang
> kebesaran Allah. Menurutnya, kain putih yang dibekalkan kepada saya sama
> seperti kebiasaannya, ia itu 24 ela. Jika kain itu tidak mencukupi itu
> bukanlah salah sesiapa sebaliknya merupakan ketentuan Allah. Maha Suci
> Allah Allah, memang benar apa yang dinyatakan oleh pekedai itu. Apa yang
> berlaku ke atas jenazah itu merupakan balasan daripada Allah. Mungkin
> ada di antara amalan-amalannya yang bertentangan dengan ajaran Tuhan.
> Entah apa yang dilakukan oleh allahyarham semasa hayatnya, wallahualam,
> hanya Tuhan sahaja yang mengetahuinnya.
>
> Tetapi daripada cerita-cerita yang saya dengar, arwah dikatakan menpunyai
> tabiat buruk – suka mengumpat dan mengatakan orang. Tidak cukup dengan
> itu, arwah juga dikatakan suka mengambil tahu urusan orang serta gemar
> membawa mulut dari rumah ke rumah. Bukanlah niat saya untuk membongkarkan
> keburukan arwah tetapi sekadar memberi nasihat. Semoga apa yang berlaku
> menjadi pengajaran dan memberi pedoman dan iktibar mereka yang masih
> hidup. Hindarkan perkara-perkara keji demi kesejahteraan kita sendiri.
> Pengalaman yang cukup menginsafkan itu jauh
> berbeza dengan apa yang saya lalui semasa menguruskan satu lagi jenazah
> kira-kira sebulan kemudian.
>
> Orangnya saya kenal, berbadan gemuk dan berusia sekitar 50-an. Punca
> kematiannya ialah darah tinggi. Sewaktu menatap jenazahnya untuk kali
> petama, saya mendapati mukanya tenang dan jernih. Walaupun bertubuh
> besar, tetapi Maha Suci Allah, badannya lembut dan ringan. Saya dan adik
> saya Rafeah tidak mengalami sebarang masalah untuk mengalih-alihkan
> badannya. Najisnya tak ada langsung. Puas kami menekan dan mengorek,
> tetapi tiada sebarang kesan najis.
>
> “Bersih betul mayat ini”, saya berbisik kepada Rafeah. Tiada langsung
> kesan kotoran pada tubuhnya, seolah-olah dirinya telah di bersihkan
> sebelum menghembus nafas terakhir. Seronok betul kami menguruskannya.
> Mayat itu selesai di mandikan dalam tempoh tidak sampai sejam. Sewaktu
> hendak mengapan jenazah, kami berdua pada mulanya di selubungi
>
> kebimbangan takut-takut peristiwa kain kapan tidak muat berulang lagi.
> Maklumlah, sedangkan jenazah kecil pun tak muat inikan pula jenezah yang
> besar. Tetapi syukur alhamdulillah, kain kapan yang kami bawa sebanyak
> 24 ela itu cukup untuk menutupi seluruh bahagian. Selesai kerja-kerja
> mengapan jenazah disembayangkan.
>
> Kerana terlalu ramai yang hadir, jenazah disembahyangkan dua kali. Kali
> pertama di rumah dan kali kedua di masjid. Jenazah akhirnya dibawa ke
> tanah perkuburan dan selamat dikebumikan. Perjalanan lancar tanpa
> sebarang halangan. Saya sendiri berasa seronok menguruskannya.
> Sesungguhnya Allah Maha Berkuasa dan Maha Mengetahui.
>
> Arwah memang dikenali di kalangan penduduk-penduduk kampungnya sebagai
> seorang yang kuat beribadat. Sifatnya yang suka bersedekah dan menolong
> orang ternyata mendapat balasan yang setimpal. Keadaannya jauh berbeza
> dengan jenazah kurus yang tidak muat kain kapannya. Bukan menghina atau
> mencaci tetapi itulah hakikatnya.
>
> Perbezaan itu jelas menunjukkan betapa pentingnya kita hidup berlandaskan
> agama. Buatlah apa yang disuruh dan tegah apa yang di larang, insya-Allah
> selamt didunia dan akhirat.

kiriman: “Zalimah Binti Hj Harun”

Leave a comment »

Kerana sebiji epal

Di sebuah pekan kecil bernama Syam, tinggal seorang pemuda bernama
mat salleh, yg berasal dari keturunan Imam Hasan r.a. Pada suatu
hari ketika sedang leka bertafakur memikirkan kebesaran Allah SWT di
tebing sebatang sungai, beliau ternampak gugusan buah epal yg
dihanyutkan oleh arus sungai tersebut. Menyedari keadaan dirinya yg
sangat lapar kerana telah beberapa hari tidak menjamah makanan,
tanpa berfikir panjang beliau pun mengambil sebiji epal dari sungai
itu lalu dimakan.

Tiba-tiba timbullah rasa kesal dlm hatinya kerana menyedari bahawa
beliau telah memakan epal tersebut tanpa izin tuannya. Lalu mat
salleh berjalan menyusur sungai tersebut hinggalah beliau ternampak
sebatang pohon epal yg lebat buahnya dan batangnya berjuntaian di
tepi sungai tersebut. Yakinlah mat salleh bahawa inilah pohon yg
dicari, maka beliau pun segera menemui pemilik pohon epal berkenaan.

Tatkala melihat mat salleh memohon maaf hanya kerana termakan sebiji
epal yg dihanyutkan oleh arus sungai, yakinlah pemilik pohon
tersebut bahawa mat salleh adalah seorang pemuda yg wara’. Pemilik
pohon itu sebenarnya adalah seorang wali yg amat disegani di kawasan
itu yg berasal drp keturunan Imam Husin r.a, dikenali sbg Syeikh
Abdullah. Beliau tertarik pd keikhlasan dan ketaqwaan mat salleh
lalu berhasrat utk mengujinya dgn mengenakan syarat agar Abu Salleh
bekerja di ladangnya selama 12 tahun. Tanpa banyak soal mat salleh
pun bersetuju dgn syarat tersebut.

Setelah tamat tempoh 12 tahun, sekali lagi mat salleh berjumpa dgn
Syeikh Abdullah utk memohon maaf atas peristiwa lalu. Kali ini
Syeikh Abdullah bersetuju tetapi beliau mengenakan syarat baru kpd
mat salleh. Syeikh Abdullah bersedia memaafkan mat salleh seandainya
beliau menikahi puterinya, seorang yg digambarkan sbg lumpuh, buta,
tuli dan bisu. Apabila memikirkan balasan yg bakal diterima di
kemudian hari seandainya tidak memperoleh kemaafan drp Syeikh
Abdullah, mat salleh redha dan bersetuju utk menikahi puteri Syeikh
Abdullah.

Pada malam pernikahan tersebut, mat salleh masuk ke kamar tidur dan
memberi salam kpd isterinya. Melihat seorang wanita yg cantik berada
di dalam bilik itu, mat salleh segera beredar menuju ke tempat
Syeikh Abdullah kerana menyangkakan ada wanita lain yg menceroboh
masuk ke dalam kamar tidurnya. Syeikh Abdullah lantas tersenyum dan
berkata:

“Wahai mat salleh, mmg itulah puteriku, Ummu Khair Fatimah. Ku
katakan dia lumpuh kerana dia tidak pernah menjejakkan kakinya ke
tempat maksiat, buta kerana tidak pernah melihat perkara haram, tuli
kerana tidak pernah mendengar perkara khurafat dan bisu kerana tidak
pernah menuturkan sesuatu yg sia-sia.”

Bersyukurlah mat salleh atas anugerah yg tak terhingga, hikmah drp
sifat sabar dan redha terhadap ujian Allah SWT ke atas dirinya.
Hasil dari perkahwinan pasangan yg soleh ini lahirlah seorang wali
Allah yg amat masyhur dari keturunan Rasulullah SWT, yg bernama
Syeikh Abdul Kadir Jailani. Beliau amat dikenali dgn
gelaran “Mahyuddin” bermaksud “Yang Menghidupkan Agama”.

Allahu a’lam bisshawab.

kiriman:chipmunk_malaysia”

Leave a comment »

KENAPA NAFSU DEGIL

KENAPA NAFSU DEGIL

Dalam kitab karangan Usman b Hassan b Ahmad ada menceritakan Allah
s.w.t. telah berfirman yan bermaksud, “Wahai akal! mengadaplah engkau.
Aku ingin tahu darimu siapakah Aku ini dan siapa pula engkau?” Lalu akal
pun menjawab, “Engkau adalah Tuhan yang menjadikanku dan aku adalah
hambaMu yang lemah.” Setelah itu Allah memanggil nafsu pula datang
mengadap, tetapi nafsu hanya mendiamkan diri. Begitulah sehingga tiga
kali ianya dipanggil barulah ia datang mengadap. Allah berfirman
padanya, “Siapakah engkau dan siapakah Aku?”

Jawab nafsu, “Engkau adalah Engkau, aku adalah aku.” Allah lalu
menyeksanya dalam neraka jahim selama 100 tahun kemudian mengeluarkannya
semula untuk disoal. Allah menyoal lagi, “Siapakah engkau dan siapakah
Aku?” Jawab nafsu, “Aku adalah aku, engakau adalah engkau.” Allah lalu
memasukkannya kedalam neraka juu’ pula selama 100 tahun kemudian
mengeluarkannya untuk disoal. Kali ini barulah nafsu mengaku hakikat
dirinya, katanya, “Aku adalah hambaMu yang lemah dan Engkau adalah
Tuhanku yang Maha Kaya.” Dalam kitab yang sama juga ada diterangkan
dengan sebab itulah Allah telah mewajibkan puasa bagi mengekang nafsu
yang jahat.

“Maka di antara manusia ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah
kami (kebaikan) di dunia”, dan tiadalah baginya bahagian (yang
menyenangkan) di akhirat.” (Al Baqarah : Ayat 200)

“Dan di antara mereka ada yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berikanlah kami
kebaikan di dunia dan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa
neraka.” (Al Baqarah : Ayat 201)

Waallahhualam


Be happy and cheerful always…..
–~–~—— —~–~– –~—— ——~– —–~–~ —-~

kiriman: “Khalifah”

Leave a comment »

KEHIDUPAN YG SEMEMANGNYA BENAR DAN NYATA

Kisah-1

Ketika belajar di Universiti Kebangsaan Malaysia , Salleh (bukan nama
Sebenar) telah bertemu jodoh dengan isterinya Siti Rahmah (bukan nama
Sebenar). Salleh mengambil jurusan kejuruteraan manakala Siti Rahmah
Mengambil bidang perakaunan. Sekarang mereka telah 15 tahun berkahwin Dan Dikurniakan Allah dengan 7 orang anak. Beberapa bulan yang lepas saya
Berkunjung ke rumah Salleh di Kajang. Kebetulan pada pagi Ahad itu selepas
Solat Subuh di Masjid Kajang saya bertemu dengan Salleh. Dia terus mengajak Saya ke rumahnya. Dia menyewa rumah teres setingkat tidak jauh dengan Masjid.

Saya mengenalinya sejak hampir 10 tahun yang lalu. Pagi itu tidak sedar
Kami telah berbual-bual hampir lima jam. Saya ingin berkongsi tentang
Keluarga Salleh ini yang pada saya satu contoh keluarga yang mendapat
Keberkatan Allah.

1. Salleh bekerja makan gaji Dan pendapatan bersihnya sebulan kurang dari
RM3000.
2. Isterinya adalah anak sulung, walaupun berkelulusan ijazah namun menjadi Suri rumah sepenuh masa atas kehendak Salleh. Sebagai penghargaan kerana Isterinya sanggup tidak bekerja, Salleh memberikan RM300 sebulan kepada Ibu-bapa mertuanya setiap bulan.
3. Di samping itu Salleh juga memberi kepada ibunya di kampung RM200
Sebulan. Bapa Salleh telah meninggal dunia.
4. Dia memiliki Toyota Unser dengan ansuran RM500 sebulan.
5. Dia membayar rumah sewa RM400 sebulan.
6. Di rumahnya serba lengkap dengan perabot (TV, Peti Sejuk, Mesin Basuh,
Set Sofa) serta teratur Dan kemas.
7. Pelik tetapi benar, bil elektrik di rumahnya kurang dari RM20 sebulan
Sedangkan jirannya tidak pernah kurang dari RM60. TNB dah buat pemeriksaan Bahawa meter di rumahnya tidak rosak. Begitu juga dengan bil air kurang Dari RM10 sebulan.
8. Empat orang anaknya dihantar ke sekolah agama integrasi.
9. Bayangkan dia boleh hidup dengan Selesa walaupun gajinya kecil jika di
Nisbahkan dengan keluarganya yang agak besar.

Sejak berkawan dengannya Ada beberapa perkara yang saya lihat jadi amalan
Dia yang patut di contohi;

1. Solat Duha menjadi amalan hariannya walaupun ketika pergi outstation
2. Solat Istikharah menjadi suatu amalan walaupun nak membeli benda yang
Kecil seperti nak membeli mesin basuh.
3. Sering membaca Surah Al-Waqiah
4. Tidak terlibat langsung dengan sistem Riba. Dia menggunakan Kredit Kad
Bank Islam. Pinjaman kereta pun menggunakan sistem pinjaman Islam.
5. Buat baik kepada Ibu bapa Dan Ibu Bapa mertuanya.
6. Suka menolong orang Dan memberi derma
7. Semua anak-anaknya mempunyai akhlak yang baik Dan jarang kena sebarang Penyakit.
8. Dia dah empat tahun menggunakan Toyota Unser, sekali pun tidak pernah
Rosak atau menyusahkan nya.
9. Segala masalah yang dihadapi dapat diselesaikan dengan mudah Dan cepat.

Kisah-2

Ketika saya bujang dahulu saya sering menziarahi kawan saya, Norizam (bukan Nama sebenar) yang tinggal di Masai Johor. Pada Hari Ahad itu saya sampai Di rumah Norizam selepas waktu Asar. Norizam memperkenalkan Abang dia, Rashid (bukan nama sebenar) yang baru sampai dari Kuala Lumpur . Rashid Berkunjung ke rumah Norizam kerana untuk menghadiri temuduga pada pagi Isnin di Johor Baru.

Kawan saya Norizam ini, dalam beberapa hal dia tidak berpuas hati dengan
Abangnya. Kadang kala saya tidak suka mendengar dia merungut tentang
Abangnya. Petang itu Norizam merungut lagi iaitu abangnya datang untuk
Temuduga kerja sebagai Pengurus Besar (General Manager). Gaji Rashid
Sekarang ialah RM10,000 sebulan. Katanya tidak mencukupi. Dia akan minta
Gaji sebanyak RM14,000 sebulan untuk tempat baru ini.

Saya pun berasa hairan gaji RM10,000 sebulan tidak mencukupi sedangkan
Hanya mempunyai dua orang anak sahaja. Beberapa tahun kemudian baru saya Tahu kenapa gaji abangnya RM10,000 tidak mencukupi. Ini Ada kaitan dengan Tiada keberkatan hidup.

Perkara-perkara yang pada pandangan saya menyebabkan Rashid jadi susah
Ialah seperti berikut;

1. Banyak sangat terlibat dengan sistem Riba. Pinjaman Kereta, Kad Kredit,
Pinjaman Rumah, Akaun Simpanan semuanya Sistem Konvensional (Riba)
2. Menggunakan banyak kad kredit konvensional kemudian bayar pokok sahaja. Bermakna memakan riba yang berterusan.
3. Sering bertukar kereta sebab kereta selalu bermasalah walaupun kereta
Baru (Masalah kena curi Dan kemalangan jalan raya)
4. Sering bertengkar dengan isteri.
5. Isteri sering masuk hospital kerana penyakit misteri.
6. Anak perempuan sulungnya yang di tingkatan tiga kena tangkap basah.
7. Suka menengking jika Ada orang mintak derma.
8. Soal sembahyang lima waktu dipandang sebelah Mata sahaja.

Kedua-dua kisah ini adalah sesuatu yang lumrah berlaku di sekeliling Kita.
Kadang kala Kita tidak sedar langsung atau tidak menghiraukan langsung
Untuk mencari keberkatan hidup.

kiriman:”anis aida”

Leave a comment »

Dosa umpat kekal jika tak diampun mangsa

Dosa umpat kekal jika tak diampun mangsa
MENGUMPAT ialah menceritakan atau menyebut keburukan atau kekurangan seseorang kepada orang lain. Mengumpat berlaku sama ada disedari atau tidak. Perbuatan itu termasuk apabila menyebut atau menceritakan keburukan biarpun tanpa menyebut nama pelakunya tetapi diketahui oleh orang yang mendengarnya.

Rasulullah menjelaskan mengenai mengumpat dalam sabdanya, bermaksud, “mengumpat itu ialah apabila kamu menyebut perihal saudaramu dengan sesuatu perkara yang dibencinya” (Hadis Riwayat Muslim).
Memandangkan betapa buruk dan hinanya mengumpat, ia disamakan seperti memakan bangkai saudara seagama. Manusia waras tidak sanggup memakan daging manusia, inikan pula daging saudara sendiri.
Dosa mengumpat bukan saja besar, malah antara dosa yang tidak akan diampunkan oleh Allah biarpun pelakunya benar-benar bertaubat. Ia hanya layak diampunkan oleh orang yang diumpat. Selagi orang yang diumpat tidak mengampunkan, maka dosa itu akan kekal dan menerima pembalasan di akhirat.

Disebabkan mengumpat terlalu biasa dilakukan, maka ia tidak dirasakan lagi sebagai satu perbuatan dosa. Hakikat inilah perlu direnungkan oleh semua. Mengumpat dan mencari kesalahan orang lain akan mendedahkan diri pelakunya diperlakukan perkara sama oleh orang lain. Allah akan membalas perbuatan itu dengan mendedahkan keburukan pada dirinya.
Sabda Rasulullah, “Wahai orang beriman dengan lidahnya tetapi belum beriman dengan hatinya! Janganlah kamu mengumpat kaum Muslim, dan jangan lah kamu mengintip-intip keaiban. Sesungguhnya, sesiapa yang mengintip keaiban saudaranya, maka Allah akan mengintip keaiban, dan dia akan mendedahkannya, meskipun dia berada dalam rumahnya sendiri” (Hadis riwayat Abu Daud).
Orang yang mengumpat akan mendapat kerugian besar pada hari akhirat. Pada rekod amalan mereka akan dicatatkan sebagai perbuatan menghapuskan pahala.

Sabda Rasulullah bermaksud : “Perbuatan mengumpat itu samalah seperti api memakan ranting kayu kering”.
Pahala yang dikumpulkan sebelum itu akan musnah atau dihapuskan seperti mudahnya api memakan kayu kering sehingga tidak tinggal apa-apa lagi.
Diriwayatkan oleh Abu Ummah al-Bahili, di akhirat seorang terkejut besar apabila melihat catatan amalan kebaikan yang tidak pernah dilakukannya didunia. Maka, dia berkata kepada Allah “Wahai Tuhanku, dari manakah datangnya kebaikan yang banyak ini, sedangkan aku tidak pernah melakukannya” .

Maka Allah menjawab: “Semua itu kebaikan (pahala) orang yang mengumpat engkau tanpa engkau ketahui”.

Sebaliknya, jika pahala orang yang mengumpat tidak ada lagi untuk diberikan kepada orang diumpat, maka dosa orang yang diumpat akan dipindahkan kepada orang yang mengumpat. Inilah dikatakan orang muflis di akhirat nanti.
Memandangkan betapa buruknya sifat mengumpat, kita wajib berusaha mengelakkan diri daripada melakukannya. Oleh itu perbanyak zikir supaya dapat menghindarkan diri daripada mengumpat.
Islam menganjurkan beberapa kaedah untuk menghindarkan diri kita daripada terjerumus ke dalam budaya hidup suka mengumpat ini.Antaranya ialah:
– Jika kita mengingati bahawa apabila kita mengumpat, kita akan diumpat balik, sudah tentu kita tidak akan mengumpat. Elakkan berbuat jahat kepada orang yang tidak berbuat jahat kepada kita.

– Manusia perlu memenuhi keperluan intelek seperti mencari ilmu, berfikir, memerhati, menanggapi dan membuat spekulasi. Maka, orang yang melakukan sebaliknya bererti tidak memenuhi keperluan intelek. Tidakkah bererti apabila kita mengumpat bermakna jiwa kita jahat? Luar nampak cantik, tetapi di dalam sudah busuk dan berulat.

– Ingat dosa. Larangan Islam terhadap perbuatan mengumpat sudah cukup untuk memotivasikan diri setiap individu. Tidak ada manusia normal sanggup memakan bangkai seseorang.
Perlu diingat bahawa ada umpatan tidak mendatangkan dosa bahkan menjadi harus seperti seorang isteri yang mengadu kepada hakim untuk mendapatkan keadilan. Maka si isteri sudah tentu perlu menyatakan keburukan si suami untuk dipertimbangkan oleh hakim.
Begitu juga dengan umpatan yang dilakukan seseorang terhadap individu yang zalim.
Kisah hidup masyarakat dipaparkan melalui TV, filem dan cerpen dan novel, ia bukanlah umpatan kerana bersifat umum untuk membentuk naratif sebuah cerita.
Orang yang mengumpat bukan saja melambangkan keburukan si pelaku, malah orang yang mendengar juga turut mendapat saham yang sama. Kejadian manusia dari tanah, air, angin dan api. Jika kita bersifat tanah kita akan tenang dalam jiwa yang luhur. Orang yang alim sentiasa sujud hampir dengan tanah apabila bersujud.

Jika kita bersifat air, kita juga harus bersifat tenang dan sabar. Jika kita bersifat angin pasti perasaan cepat marah tetapi segera reda, sekejap peramah dan sekejap lebih suka membisu.
Kita juga mungkin bersifat api, suka marah-marah, bertengkar dan berhujah. Kesukaan mengumpat ini sudah tentu datangnya dari empat unsur kejadian yang tidak cuba diseimbangkan oleh diri kita sendiri.
Jika diikat dengan kuat keempat-empat unsur tersebut, maka kita akan mendapat kekuatan dalaman yang memungkinkan kita berpendirian tegas, berprinsip, berani, jujur dan ikhlas.
Waallahua’alam. …
*********
Notes:
….hurmm… pada pandangan peribadi sy….
manusia tu akan control rasa “nak mengumpat” jika dia sentiasa ………
bersikap terbuka. sbb ia akan menjadikan minda kita lebih positif dgn tidak membuat sbrg spekulasi buruk menggunakan emosi semata2…so, no point utk mengumpat… .
tetapkan dlm diri utk menghormati hak orang lain,ia akan membuatkan orang akan hormat pada pandangan & hak kita…so that, we’ll be honest & flexible to other people…
dan yg penting skali…sentiasa ingat pesan Nabi, “lebih baik diam dari berkata yg sia2″….tak ade manusia yg perfect dlm dunia ni…
kiriman: “smart gurl”

Comments (2) »

Amalan Ayatul Kursi

Amalan Ayatul Kursi
Ayat ini diturunkan setelah hijrah. Semasa penurunannya ia telah diiringi oleh beribu-ribu malaikat kerana kebesaran dan kemuliaannya. Syaitan dan iblis juga menjadi gempar kerana adanya satu perintang dalam perjuangan mereka. Rasullah s.a.w. dengan segera memerintahkan Zaid Tsabit menulis serta menyebarkannya.
Sesiapa yang membaca ayat Kursi dengan khusyuk setiap kali selepas sembahyang fardhu, setiap pagi dan petang, setiap kali keluar masuk rumah atau hendak musafir, InsyaAllah akan terpeliharalah dirinya dari godaan syaitan, kejahatan manusia, binatang buas yang akan memudaratkan dirinya bahkan keluarga, anak-anak, harta bendanya juga akan terpelihara dengan izin Allah s.w.t.
Mengikut keterangan dari kitab “Asraarul Mufidah” sesiapa mengamalkan membacanya setiap hari sebanyak 18 kali maka akan dibukakan dadanya dengan berbagai hikmah, dimurahkan rezekinya, dinaikkan darjatnya dan diberikannya pengaruh sehingga semua orang akan menghormatinya serta terpelihara ia dari segala bencana dengan izin Allah.
Syeikh Abu Abbas ada menerangkan, siapa yang membacanya sebanyak 50 kali lalu ditiupkannya pada air hujan kemudian diminumnya, InsyaAllah Allah akan mencerdaskan akal fikirannya serta memudahkannya menerima ilmu pengetahuan. Untuk amalan kita semua. Fadhilat Ayat Al-Kursi mengikut Hadis-Hadis Rasullullah s.a.w. bersabda bermaksud: “Sesiapa pulang kerumahnya serta membaca ayat Kursi, Allah hilangkan segala kefakiran didepan matanya. Sabda baginda lagi; “Umatku yang membaca ayat Kursi 12 kali pada pagi Jumaat,kemudian berwuduk dan sembahyang sunat dua rakaat, Allah memeliharanya daripada kejahatan syaitan dan kejahatan pembesar.” Orang yang selalu membaca ayat Kursi dicintai dan dipelihara Allah sebagaimana DIA memelihara Nabi Muhammad. Mereka yang beramal dengan bacaan ayat Kursi akan mendapat pertolongan serta perlindungan Allah daripada gangguan serta hasutan syaitan.
Pengamal ayat Kursi juga, dengan izin Allah, akan terhindar daripada pencerobohan pencuri. Ayat Kursi menjadi benteng yang kuat menyekat pencuri daripada memasuki rumah. Mengamalkan bacaan ayat Kursi juga akan memberikan keselamatan ketika dalam perjalanannya. Ayat Kursi yang dibaca dengan penuh khusyuk, insya-Allah, boleh menyebabkan syaitan dan jin terbakar. Jika anda berpindah ke rumah baru maka pada malam pertama anda penduduki rumah itu eloklah anda membaca ayat Kursi 100 kali, insya-Allah mudah-mudahan anda sekeluarga terhindar daripada gangguan lahir dan batin.
Barang siapa membaca ayat Al-Kursi apabila berbaring di tempat tidurnya, Allah mewakilkan 2 orang Malaikat memeliharanya hingga subuh.
Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir setiap sembahyang Fardhu, ia akan berada dalam lindungan Allah hingga sembahyang yang lain.
Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir tiap sembahyang, tidak menegah akan dia daripada masuk syurga kecuali maut, dan barang siapa membacanya ketika hendak tidur, Allah memelihara akan dia ke atas rumahnya, rumah jirannya & ahli rumah2 disekitarnya.
Barang siapa membaca ayat Al-Kursi diakhir tiap-tiap sembahyang Fardhu, Allah menganugerahkan dia hati-hati orang yang bersyukur perbuatan2 orang yang benar, pahala nabi2 juga Allah melimpahkan padanya rahmat.
Barang siapa membaca ayat Al-Kursi sebelum keluar rumahnya, maka Allah mengutuskan 70,000 Malaikat kepadanya, mereka semua memohon keampunan dan mendoakan baginya. Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir sembahyang Allah azza wajallaakan mengendalikan pengambilan rohnya dan ia adalah seperti orang yang perperang bersama nabi Allah sehingga mati syahid.
Barang siapa yang membaca ayat al-Kursi ketika dalam kesempitan nescaya Allah berkenan memberi pertolongan kepadanya
********
Notes: Buat sahabat yg sebelum ini meminta penjelasan ttg email “SINAR CAHAYA AYAT KURSI” (via private mail), jika ade kesilapan harap perbetulkan krn sumber ini juga dr internet…. .
pendapat sy, amalan ayat Kursi bukan hanya utk dapatkan fadhilatnya semata2 tetapi utk dijadikan sbg sbahagian dari zikir harian dan mengelakkan diri dari berkata yg sia2…. Waallahua’lam. .
kiriman: “smart gurl”

Comments (1) »

Allah telah memuliakan umat ini dengan lima kemuliaan

Allah telah memuliakan umat ini dengan lima kemuliaan:

1. Allah menjadikan mereka lemah supaya tidak sombong.
2. Mereka dijadikan kecil-kecil supaya tidak memberatkan belanja, makan, minum dan pekerjaan.
3. Menjadikan usia mereka pendek supaya kurang dosa mereka.
4. Menjadikan mereka faqir/ miskin supaya meringankan hisab mereka di akhirat.
5. Menjadikan mereka umat terakhir supaya tidak tinggal lama di dalam kubur.

Selasa, 8:25 malam, 8 January 2008, 30 Zulhijjah 1428 Hijrah.

sila ke blog halimislam online http://halimislamic .blogspot. com

Comments (1) »

Keistimewaan Wanita

Keistimewaan Wanita
************ *******
1. Doa wanita lebih makbul daripada lelaki kerana sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah S.A.W akan hal tersebut,jawab baginda: “Ibu lebih penyayang daripada bapa dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia.”2. Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik daripada 1,000 orang lelaki yang soleh.

3. Barang siapa yang menggembirakan anak perempuannya, darjatnya seumpama orang yang sentiasa menangis kerana takutkan Allah S.W.T dan orang yang takutkan Allah S.W.T akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.

4. Barang siapa yang membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah)lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedekah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki.Maka barang siapa yang menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail A.S

5. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah S.A.W) di dalam syurga.

6. Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggungjawab, maka baginya adalah syurga.

7. Daripada Aisyah r.a. “Barang siapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka.

8. Syurga itu di bawah telapak kaki ibu.

9. Apabila memanggil akan engkau dua orang ibubapamu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu.

10. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.

11. Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya dan direkannya (serta menjaga sembahyang dan puasanya).

12. Aisyah r.a berkata “Aku bertanya kepada Rasulullah S.A.W, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita? Jawab baginda,… “Suaminya.” “Siapa pula berhak terhadap lelaki?” Jawab Rasulullah S.A.W….”Ibunya. “

13. Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa sebulan Ramadan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana sahaja yang dia kehendaki.

14. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah S.W.T memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun).

15. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah S.W.T mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.

16. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah S.W.T mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah S.W.T

17. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia daripada dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.

18. Apabila telah lahir (anak) lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.

19. Apabila semalaman (ibu) tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah S.W.T memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah S.W.T.

kiriman: farhana

Comments (2) »

Anak Yatim

image_01.jpg
Laman web Yayasan Pembangunan Nurhikmah http://www.nurhikma h.org.my

Ulama telah mentakrifkan anak yatim sebagai: “Apabila seorang kanak-kanak kematian bapanya sama ada lelaki atau perempuan yang belum baligh, maka mereka digelar yatim”.
Kebanyakan ulama berpendapat kanak-kanak yang kematian bapa sahaja yang digelar yatim. Ini kerana keperluan mereka kepada bapa di dalam menyediakan makan minum, tempat tinggal dan sebagainya ini merujuk kepada peranan dan tanggungjawab seorang ayah.
Istilah yatim piatu pula tidak ada dalam kamus Arab melainkan ia terdapat dalam kamus perbualan masyarakat Melayu.
Panggilan serta kelebihan yang diperolehi oleh anak-anak yatim ialah selagi mana mereka belum mencapai umur baligh. Ibn Ruslan pernah berkata: “Apabila anak yatim itu sampai kepada umur baligh yang diketahui umum (umur pada adatnya baligh) maka tidak boleh lagi digelar dengan nama ‘yatim’”.
Rasulullah s.a.w. memberi galakan dengan memberi janji ganjaran yang cukup besar kepada mereka yang memberi perlindungan kepada anak yatim. Ini berdasarkan beberapa potong hadis baginda yang bermaksud: Aku dan penjaga (memberi perlindungan) kepada anak yatim seperti ini di dalam syurga. Berkata Malik, baginda telah mengisyaratkan dua jari baginda ia itu dengan merapatkan jari penunjuk dan jari hantu. (riwayat Muslim ).
Misalan yang disebut dan ditunjukkan oleh baginda itu menggambarkan akrabnya kelak orang yang menjaga dan memelihara anak yatim bersama baginda di dalam syurga. Memberi perlindungan dalam hadis ini bermaksud: memberi nafkah, pakaian, tempat tinggal, mengajar mereka agama, adab dan akhlak serta mendidik mereka menjadi insan yang berguna kepada negara.
Kelebihan ini diperoleh sama ada dengan melindungi anak yatim dengan hartanya atau pun dengan harta anak yatim yang ditinggalkan melalui pentadbiran dan pengurusan yang baik.
Dalam sepotong athar daripada Abi Umamah berkata : “Barang siapa yang mengusap kepala anak yatim kerana Allah baginya pahala atas setiap helai rambut yang disentuhnya.”
Dalam riwayat Imam Ahmad daripada Abu Hurairah: “Telah datang seorang lelaki kepada Rasulullah mengadu mengenai hatinya yang keras, lantaran baginda bersabda: berilah makan kepada orang miskin dan usaplah kepala anak yatim.”
Allah s.w.t. memberi amaran yang keras ke atas orang-orang yang merosakkan harta anak-anak yatim dengan mencampuradukkan harta mereka dengan harta anak yatim. Firman Allah yang bermaksud: Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah baligh) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa yang besar. (al-Nisa’: 2)
Dalam ayat-ayat yang lain Allah mengecam perbuatan memakan harta anak yatim tanpa hak. Antaranya, firman Allah yang bermaksud: Sesungguhnya mereka yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka sedang memenuhkan perut mereka dengan memakan api neraka dan tempat kembali mereka ialah neraka. (al-Nisa’: 10)
Maksud firman Allah lagi:Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu mengherdiknya. (Dhuha: 9-10)
Maksudnya: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang mengherdik anak yatim… (al-Maun: 1-2)
Maksudnya: Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah: Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, Maka mereka adalah saudaramu; dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerosakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan jikalau Allah menghendaki, nescaya dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (al-Baqarah: 220)
Dalam ayat yang lain, Allah berfirman yang bermaksud: Dan janganlah kamu menghampiri harta anak yatim melainkan dengan cara yang baik (halal). (al-Israk: 34)
Apabila turun ayat ini sahabat yang di rumahnya ada anak yatim mula mengasingkan makanan mereka daripada makanan yang lebih baik bagi anak-anak yatim. Kadang-kadang makan yang diasingkan itu menjadi basi dan rosak. Maka turunlah ayat 220 surah al-Baqarah itu tadi.
Anak-anak yatim adalah amanah Allah s.w.t., orang yang dipertanggungjawabk an menjaga kebajikan mereka perlu melaksanakan tanggungjawab mereka dengan seadil-adilnya. Mereka telah dijanjikan limpah kurnia di dunia dan balasan syurga dan mendampingi baginda di syurga kelak. Masyarakat awam juga mempunyai tanggungjawab sosial ke atas mereka dengan menghulurkan bantuan demi meringankan bebanan rumah anak- anak yatim yang kadang-kadang mengharapkan bantuan dari orang ramai.
Masih banyak lagi rumah anak yatim yang serba daif menantikan bantuan dan perhatian orang ramai.
Yayasan Pembangunan Nur Hikmah (No. Pendaftaran 646393-A) ditubuhkan bagi membantu anak-anak yatim, miskin serta anak terbiar. Pada masa ini pihak yayasan sedang menjalankan berbagai program bagi mempertingkatkan kemudahan asas, peningkatan tahap pendidikan serta pembangunan insan bagi beberapa buah rumah jagaan anak-anak yatim, miskin serta anak terbiar di Perak, Selangor dan Kuala Lumpur.
Rumah-rumah tersebut ialah Rumah Nurul Iman di Manjoi, Ipoh, Perak , Pondok Penyayang Raudah, Gombak, Selangor, Rumah Jagaan Nur Hikmah Kajang , Rumah Jagaan Darul Qana’ah Gombak, Kuala Lumpur dan Asrama Nur Iman, Setapak. Beberapa buah lagi rumah jagaan juga sedang dalam proses untuk dimasukkan didalam program sokongan Yayasan Pembangunan Nur Hikmah.

.

Anda dijemput menyalurkan sumbangan untuk anak-anak ini melalui Yayasan Pembangunan Nur Hikmah.
MELALUI MAYBANK
Sumbangan boleh disalurkan melalui MAYBANK2U kedalam akaun KHIDMAT NURHIKMAH 564306010030 , letakkan alamat email presiden@nurhikmah. org.my.
MELALUI CIMB ONLINE
Caranya ialah :
2. Pilih Pay Bills
3. Pilih Akaun Anda (Payment From)
4. Pilih Payment To >> Payee List
5. Pilih Yayasan Pembangunan Nur Hikmah
6. Masukkan Nama Anda (optional)
7. Masukkan Contact No. (optional)
8. Masukkan Jumlah
9. Tekan Submit
———— ——— ——— ——— ——— ——-

YAYASAN PEMBANGUNAN NUR HIKMAH
No. Pendaftaran : 646393-A

No. 16-3, Jalan Mesra Niaga,
Taman Mesra,
43000 Kajang,
Selangor Darul Ehsan.
Telefon / Fax : 03-87332411

———— ——— ——— ——— ——— ——— ——— ——— ——— ——— ——— ———
AMARAN :
Pihak Yayasan Pembangunan Nur Hikmah tidak pernah melantik mana-mana pihak atau mengeluarkan surat kebenaran atau apa-apa surat rayuan kepada pihak ketiga bagi memungut derma atas nama Yayasan Pembangunan Nur Hikmah atau Khidmat Nur Hikmah. Sebarang sumbangan hendaklah dibuat terus kepada Yayasan Pembangunan Nur Hikmah samada melalui cek atau secara online ke Akaun Maybank 564306010030.

Sebarang kemusykilan atau pertanyaan sila email kepada presiden@nurhikmah. org.my atau telefon 019-2158 827 (24 jam)

Comments (1) »

Lewat mengqadha’ puasa dan fidyah

Dasar fidyah ialah firman Allah Taala:

“..Dan wajib atas orang yang tidak berdaya berpuasa (kerana tua dsbnya) membayar fidyah iaitu memberi makan orang miskin..”
(al-Baqarah: 184)

*Hukum fidyah:
Hukumnya adalah wajib berdasarkan firman Allah taala di atas.

*Jumlah fidyah yang wajib dibayar
Jumhur ulamak mengatakan bahawa fidyah adalah sebanyak sau cupak makanan asasi di negeri tempatnya tinggal, untuk setiap hari puasa yang ditinggalkan.

*Sebab-sebab Fidyah:
1. Para ulamak bersepakat mengatakan bahawa orang yang tidak berdaya mengerjakan puasa, adalah wajib membayar fidyah. Seperti orang tua yang lemah dan sudah tidak mampu lagi untuk berpuasa. Selain dari ayat al-Quran di atas, Ibnu Abbas ada menjelaskan bahawa perkara ini adalah satu rukhsah (keringan) dari ALlah Taala.

2. Para ulamak juga bersepakat mengatakan bahawa orang yang menderita sakit yang tidak ada harapan untuk sembuh juga diwajibkan membayar fidyah. Dia tidak lagi diwajibkan berpuasa. Dasarnya ialah firman Allah Taala:
“..Dan Ia tidak menjadikan kamu menganggung sesuatu keberatan dan susah oayah dalam perkara agama..”

(Al-Hajj: 78)
3. Bagi perempuan yang hamil atau menyusukan anak yang bimbangkan keselamatan anaknya, dia dibenarkan berbuka. Juga diwajibkan mengqadha’ puasanya itu. Dan.. Menurut jumhur ulamak, dia juga diwajibkan membayar fidyah untuk setiap puasa yang ditinggalkannya. Ulamak Hanafi berpendapat sebaliknya, di mana perempuan di atas tidak perlu fiidyah.
Masalah: Jika khuatirkan keselamatan diri sendiri.
Dalam masalah ini, hanya wajib qadha’ sahaja, tidak fidyah. Inilah pendapat semua ulamak. Dalilnya ialah ayat al-Quran di atas.
4. Mereka yang lewat mengqadha’kan puasa Ramadhan, sehingga datang Ramadhan berikutnya juga diwajibkan fidyah. Ini adalah pendapat Jumhur ulamak. Sedangkan Hanafi, tidak berpendapat begitu. Mereka berpendapat tidak perlu fidyah.
Dan jika kelewatan qadhak puasa itu kerana uzur, tidak wajib fidyah.
Masalah: Apakah fidyah bertambah dengan pertambahan tahun?
Menurut pendapat Ashah (terkuat) Syafi’i, ya bertambah dengan pertambahan tahun.
Alasan mereka ialah, kewajipan yang berbentuk harta tidak boleh disekalikan (jamak/himpunkan sekaligus).
Maliki dan Hanbali berpendapat tidak berganda dengan pertambahan tahun.
Mereka menyamakannya dengan hukuman hudud yang dikenakan sekaligus.
———— –
Masalah: Kelewatan qadha’ puasa hingga datang Ramadhan berikutnya – Fatwa al-Qardhawi
Dr. Yusof al-Qardhawi mengatakan bahawa sebahagian imam berpendapat dalam kes ini diwajibkan
mengqadha’ puasa berkenaan dan membayar fidyah satu mud untuk setiap hari puasa yang
ditinggalkan. Satu mud bersamaan dengan setengah kilogram lebih sedikit.
Katanya, inilah mazhab Syafi’i dan Hanbali yang berdasarkan kepada amalan sejumlah sahabat.
Manakala sebahagian para imam yang lain tidak mewajibkan fidyah. Namun qadhak tetap wajib
dilaksanakan.
Masalah: Pendapat yang perlu diikut
Al-Qardhawi mengatakan bahawa memberi fidyah adalah satu amalan yang baik,
tetapi jika tidak membayarnya insyaallah tidak ada dosa atasnya.
Ini adalah kerana tidak ada satupun riwayat yang sahih mengenainya dari Nabi s.a.w.
Saya berpendapat, kita di Malaysia ini, tidak ada salahnya kita beramal dengan mazhab Syafi’i,
iaitu membayar fidyah atas kelewatan qadha’ puasa.
Masalah: Ragu-ragu tentang jumlah puasa yang ditinggalkan
Hendaklah mengikut dugaannya yang lebih kuat dan yang lebih diyakininya.
Namun, untuk menenangkan hatinya dan agar seseorang itu selamat dalam agamanya
serta bebas dari tanggungan, maka hendaklah dia menentukan jumlah yang lebih banyak.
Kerana ini akan mendapat tambahan pahala dan ganjaran.
Maka, secara ringkasnya :
1.Qadha sahaja atau disertakan fidyah.
Pendapat yg kuat ialah tidak perlu fidyah, memadai qadha sahaja. (Qardhawi, fatawa mu’asirat; dan Dr Syurbasyi, Yas-aluunak)
2.Fiqh Syafi’iy menetapkan:
Wajib qadha sahaja jika ada alasan kukuh kenapa ia tidak dapat dilakukan sebelum kedatangan Ramadhan yg baru.
Ia dikenakan penalti fidyah (bg setiap hari yg ditinggalkan) sebagai denda tambahan qadha’ jika ia sengaja melengah-lengahkan qadha tanpa sebarang alasan syar’iy.
*Fiqh Tarjeeh atau tahqeeq (penilaian semula), misalnya Dr Qardhawi, (Fatawa Mu’asirat), penalti fidyah itu tiada dalil syara’ bahkan lebih kpd hanya ijtihad fuqaha’ sahaja dan memadai dgn qadha’ sahaja. Terpulanglah untuk kekal berpegang dgn fiqh Syafi’iy atau berpindah kepada fiqh tarjeeh. WaLlahu a’alam
Rujukan:
Mughnil Muhtaj, vol. 1, al-Khatib al-Syarbini
Bujairimi Alal Khatib, vol. 2, al-Bujairimi
I’anah al-Thalibin, vol 2, al-Syatha
Fatawa Muashirah, vol 1, al-Qardhawi
Bidayatul Mujtahid, vol. 1, Ibnu Rusyd
Disusun-semula dari Al-Ahkam.net

Comments (4) »

SURAH AT-TAKWIR/ S.81/ J.30/A. 1-11

SURAH AT-TAKWIR/ S.81/ J.30/A. 1-11

Posted on Friday, January 25 @ 09:16:06 MYT by SongkokPutih
Bicara Agama Oleh tinta_kaseh

Menurut asy-Syihab, pertanyaan dihadapkan kepada yang teraniaya, dihadapan orang yang menganiaya; supaya lebih terasa berat dan besarnya dosa yang telah diperbuatnya.

Menurut as-Sayuti: Ayat-ayat ini menggambarkan betapa nian berat dosanya menguburkan anak perempuan hidup-hidup itu.

Dalam ertikata lain, betapa besarnya juga dosa orang yang menghukum mereka yang tidak bersalah…. …

(Ayat1) Apabila matahari dibungkus serta dihapuskan cahayanya.

(Ayat 2) Dan apabila bintang-bintang berguguran dari tempatnya dan bertaburan.

(Ayat 3) Dan apabila gunung itu bergerak dari tempatnya dan meluncur di udara sehingga jadi seperti debu, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:

و يوم نسير الجبال و ترى الأرض بارزة


(Ayat 4) Dan apabila unta betina yang mengandung, dilepaskan tanpa dijaga dan tanpa dituntut.

Dikhususkan dengan sebutan unta betina kerana ianya adalah semulia-mulia harta orang Arab.

(Ayat 5) Dan apabila binatang liar dihimpunkan dari sarang atau lubang mereka, tercengang dari kesangatan takut.

(Ayat 6) Dan apabila lautan menyalakan api, maka jadilah terang benderang dan bernyala-nyala.

(Ayat 7) Dan apabila diri manusia dipasangkan dengan yang menyerupainya.

Maka dipasangkan sijahat dengan yang jahat dan orang yang baik dengan yang baik juga. Berkata at-Tobari: Dipasangkan lelaki yang soleh dengan yang soleh di dalam syurga; dan lelaki yang jahat dipasangkan dengan yang jahat di dalam neraka. Dr Hamka: Jasmani, dipasangkan dengan ruhnya kembali”.

(Ayat 8 & 9) Dan anak perempuan yang ditanamkan dalam keadaan dia hidup, ditanya untuk menempelak sipembunuhnya; “Apakah dosa kamu sehingga kamu dibunuh?”.

Disebutkan di dalam kitab Tashil: `الموئدة’ adalah anak perempuan yang adalah sesetengah orang Arab menanamnya kerana benci kepadanya.

Menurut asy-Syihab, pertanyaan dihadapkan kepada yang teraniaya, dihadapan orang yang menganiaya; supaya lebih terasa berat dan besarnya dosa yang telah diperbuatnya.

Menurut as-Sayuti: Ayat-ayat ini menggambarkan betapa nian berat dosanya menguburkan anak perempuan hidup-hidup itu.

Dalam ertikata lain, betapa besarnya juga dosa orang yang menghukum mereka yang tidak bersalah.

Ad-Darimi meriwayatkan di dalam masnadnya bahawa pada suatu hari seorang lelaki datang menghadap Rasulullah sallallahu alaihi wasallam, menceritakan betapa dahsyat perbuatannya. Katanya: “Ya Rasulullah! Di zaman jahiliyyah kami ini penyembah berhala dan sampai sanggup kami membunuh anak kami. Aku sendiri mempunyai anak perempuan. Setelah ia mula menjadi gadis kecil, dia jenis gembira dan lucu, suka sekali bila kupanggil. Suatu hari dia ku panggil, dia pun datang. Aku bawa, dia pun menurut. Lalu aku bawa kepada sebuah sumur tua kepunyaan kami yang tidak begitu jauh dari kediaman kami. Lalu aku bawa dia ke pinggir sumur itu, untuk melihat ke dalamnya. Setelah kepalanya terjulur ke dalam, terus aku angkat kedua kakinya dan aku lemparkan dia ke dalam. Ketika dia akan aku tinggalkan masih kedengaran dia memanggol: “Ayah! Ayah! ”.

Tanpa disedari, menitik air mata Rasulullah sallahu alaihi wasallam. Lalu berkatalah salah seorang yang duduk dalam majlis itu: “Sudahlah! Engkau telah membuat Rasulullah sallahu alaihi wasallaam bersedih hati!”. Lalu Rasulullah sallahu alaihi wasallam bersabda: Biarkan dia! Dia menceritakan hal itu adalah kerana tekanan batinya”.

Lalu Rasulullah sallahu alaihi wasallam bersabda kepada orang itu pula: “Lanjutkanlah ceritamu itu”. Maka orang itu pun melanjutkan ceritanya kembali dan Rasulullah sallahu alaihi wasallam pun kembali pula dengan tidak disedari menitikkan airmata lebih banyak dari yang tadi. Orang itu pun nampak sekali sedihnya sedang bercerita itu, ternyatalah pada wajahnya penyesalan yang tiada terperikan”.

Maka bersabdalah Rasulullah sallahu alaihi wasallam: “Allah telah menghabiskan dosa-dosa di zaman jahiliyyah itu dengan masukmu ke dalam Islam. Perbanyakkanlah amalmu yang baik, moga-moga dosamu diampuni”.

Orang lain pula yang datang kepada Rasulullah sallahu alahi wasallam, mengeluhkan dosa yang serupa itu dizaman jahiliyyah disuruh menggantikan dengan memerdekakan seorang hamba abdi, kerana orang itu kaya.

Tetapi ada juga di zaman jahiliyyah itu orang yang tidak menyukai dan sangat benci kepada kebiasaan yang sangat buruk itu. Di antaranya adalah Sha’sa’ah bin Najiyah. Dia akan menebus gadis-gadis kecil itu dengan hartanya, hinggakan beratus gadis-gadis kecil yang dipeliharanya.

(Ayat 10) Dan apabila lembaran amalan kita dibentangkan ketika waktu hisab.

(Ayat 11) Dan apabila langit dicabut dari tempatnya, sebagaimana tercabutnya kulit dari kambing.

(…akan bersambung, insya Allah…)

Dijemput ke:

Leave a comment »

Tazkirah:Perlukah saya buat kenduri arwah?

Azamin Amin
Fri | Jan 25, 08 | 2:51:32 pm MYT
“Perlukah saya sediakan makanan dan buat kenduri arwah kepada orang kampung sedangkan keluarga saya tengah sedih sangat sebab baru sahaja kehilangan ayah tersayang?” tanya seorang remaja kepada saya yang baru kehilangan ayahnya yang tercinta kerana sakit kronik.
Terkedu dan pernah juga terfikir dalam benak hati, namun kerana kenaifan saya di bidang agama saya diamkan sahaja sehinggalah muncul kembali soalan yang terbit daripada anak muda belasan tahun ini yang datang daripada keluarga yang susah.
Lantaran itu, walaupun sedikit kesibukan dengan tugasan, saya meluangkan masa mencari jawapan yang mungkin atau mengundang pelbagai pandangan dan polemik serta emosi kurang senang banyak pihak.
Namun atas landasan mencari ilmu termasuk mahu berkongsi bersama, saya kutip beberapa pendapat yang boleh dijadikan panduan kepada semua khususnya kepada anak muda yang bertanya itu sehingga saya membiarkan dia termanggu tanpa sebarang jawapan sebelum ini.(segala kesilapan dan kelemahan mohon tunjuk dan maafkan)
Amalan membebankan keluarga si mati
Dalam laman blog dikenali sebagai Institut Al-Imam Syafie (Intis) seorang Pensyarah Jabatan Tilawah al-Quran Pusat Bahasa Universiti Islam Antarabangsa Malaysia (UIAM) Abdullah Bukhari Abdul Rahim menulis amalan kenduri arwah ini sudah pasti menyusahkan keluarga si mati yang masih lagi bersedih dengan kehilangan orang tersayang.
Katanya Rasulullah s.a.w ketika mendengar berita kematian Jaafar ibn Abi Talib, baginda bersabda: “Persiapkan makanan untuk keluarga Ja’far, kerana sesungguhnya mereka telah didatangi dengan apa yang menyibukkan mereka (kesusahan). ” – Hadith riwayat al-Tirmidhi & Abu Dawud.
Keluarga si mati yang baru ditimpa musibah(al-Baqarah: 155-157) perlu disokong dan dibantu.
Amalan di sesetengah tempat ini adalah salah, kerana katanya kesedihan keluarga si mati akan ditambah lagi dengan kesedihan lain seperti bebanan kewangan kerana perlu membayar upah orang membaca al-Quran, sembahyang jenazah dan kenduri arwah.
“Budaya mengadakan kenduri arwah bersempena kematian pada malam pertama, malam Jumaat, malam ketujuh, malam ke-40 dan malam ke-100 juga tidak mempunyai asas sama sekali dalam Islam,” katanya yang dipetik dari laman web tersebut
Amalan itu membawa kepada pembaziran jika membabitkan penggunaan harta si mati tanpa jalan yang betul dan membabitkan penganiayaan harta anak yatim malah Majlis Fatwa Mesir pada 1947 memutuskan bahawa amalan berkenaan perlu dihentikan.
Ulama mazhab Syafie melarang kenduri arwah
Rujukan katanya boleh dibuat terhadap Kenyataan bekas Mufti Mesir Syeikh Hasanain Makhluf di dalam akhbar al-Ahram bertarikh 27 Julai 1947 dan Fatwa ini kemudian disahkan oleh Majlis Fatwa Mesir dan dikeluarkan dengan rasminya pada 14 Ogos 1947, bilangan 377.
Katanya lagi Ulama mazhab Syafie melarang budaya ini sebagaimana dipetik daripada buku Feqah Mazhab Syafie, al-Fiqh al-Manhaji.
Antara petikan kitab tersebut yang berbunyi:”Daripada bidaah apa dibuat keluarga si mati ialah dengan mengumpulkan orang ramai kepada makanan dengan upacara dinamakan berlalunya 40 hari dan seumpamanya. “
“Sekiranya perbelanjaan makanan itu daripada harta peninggalan (si mati) dan di kalangan waris ada yang belum baligh, maka itu adalah dari perkara lebih haram.
“Ini kerana ia memakan harta benda anak yatim dan melenyapkannya bukan untuk kepentingan anak yatim itu. Terbabit juga dalam melakukan perbuatan haram ini setiap yang memanggil dan memakannya.” ( rujukanjil 1/ ms 263, Damsyik: Dar al-Qalam).
Dalam pada itu pada Jun 2005 blog tersebut turut memetik ruangan Tazkirah di bawah tajuk ‘Amalan Jahiliyyah Disangka Ajaran Agama’ oleh Tuan Guru Dato’ Nik Abdul Aziz Nik Mat yang merujuk kepada pengarang kitab at-Tazkirah iaitu Al-Qurtubi berhubung isu kenduri arwah.
“Dengan jelas mengatakan bahawa diantara amalan jahiliyyah ialah mengadakan suatu himpunan beramai-ramai diperkuburan, di masjid atau di rumah dengan berzikir dan juga lain-lain bacaan, serta mengadakan jamuan makan minum dengan tujuan untuk orang mati, disebut orang sebagai kenduri Arwah.
“Dengan jelas perbuatan itu tiada Nas yang menjadi rujukannya dan tiada petunjuk sunnah yang menjadi ikutan, ” kata Nik Aziz.
Kenyataan pahit dan mengejutkan
Kenyataan ini kata Nik Aziz mungkin agak keras dan pahit serta boleh jadi suatu penjelasan yang mengejutkan terutama terhadap mereka yang mengamalkan perkara tersebut secara ikut-ikutan dan membuta tuli tanpa mengkaji dari sudut ilmiyah.
“Tetapi inilah hakikat Islam yang mesti diakui oleh penganutnya yang sedia kembali kepada al-Quran dan Sunnah,” katanya
“Tidak dapat dinafikan bahawa amalan tersebut telah berakar umbi di dalam masyarakat melayu, sehingga sebahagian dari mereka menganggap bahawa amalan tersebut adalah merupakan amalan agama yang mesti dilakukan setiap kali berlaku kematian,” katanya lagi
Kata Nik Aziz lagi sungguhpun Nabi terlalu sayang terhadap umatnya terutama terhadap para sahabatnya yang sentiasa membantu Nabi di dalam suasana damai dan perang namun Nabi tidak pernah melakukan majlis zikir atau tahlil untuk sahabat-sahabatnya r.a yang mati.
“Orang yang paling sayang terhadap Nabi s.a.w. adalah para sahabatnya yang sentiasa berada di sisi Nabi siang dan malam, namun pernahkah terdapat para sahabat berhimpun dan berzikir dan bertahlil untuk Nabi s.a.w.?” katanya membangkitkan persoalan. Soalnya lagi jika perkara itu tidak dilakukan oleh Nabi dan juga para sahabat maka dari manakah punca amalan itu diambil.
“Apa yang paling mendukacitakan, mereka menganggap amalan tersebut sebahagian dari amalan Islam, padahal Rasulullah sa.w. tidak pernah menunjukkan contoh seperti itu dalam sunnahnya,” katanya.
Bagi umat Islam marilah berlapang dada dalam menghadpi persoalan agama dengan menghayati petikan ayat daripada surah An-Nisaa’ 4:59 :”Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah RasulNya dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” – mks.

Comments (1) »

Tafsir al-Maidah ayat 79: Cegah mungkar dengan kekuasaan

Tafsir al-Maidah ayat 79: Cegah mungkar dengan kekuasaan

Tuan Guru Haji Abdul Hadi Awang
Wed | Jan 09, 08 | 2:55:03 pm MYT
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Aishah r.a. yang disebut oleh Ibnu Majah di dalam kitabnya bahawa Nabi s.a.w. bersabda yang bermaksud; “Suruhlah kamu kepada yang baik dan cegahlah kamu daripada kemungkaran, sebelum berlaku bahawa kamu berdoa, tetapi tidak diperkenankan kepada kamu.”
Dalam hadis sahih yang diriwayatkan oleh ulama-ulama hadis, antaranya Muslim, dan diriwayatkan oleh Abu Said al-Khudri r.a., sabda Rasululah s.a.w. yang bermaksud; “Sesiapa di kalangan kamu melihat perkara mungkar maka hendaklah dia mengubah dengan tangannya, sekiranya tidak mampu maka dengan lidahnya, sekiranya tidak mampu lagi maka dengan hatinya dan dengan yang demikian itu (dengan hati itu) adalah sedaif-daif iman.”
Seseorang itu jika melihat kemungkaran berlaku di hadapan matanya, sekiranya boleh diubah dengan tangan, makan gunakanlah ia, jika berkuasa berbuat demikian.
Sebagai contoh sekiranya benda itu layak dibakar api atau dihancurkan, maka benda itu perlulah dilakukan demikian selepas ditegur dengan lidah, kemungkaran itu tetap tidak berubah dengan syarat jangan membawa fitnah yang lebih besar.
Yakni sekiranya cegahan dibuat dengan tangan, berlaku tindakan yang lebih besar fitnahnya maka ia adalah dilarang kerana kita hendaklah mengelak fitnah yang lebih besar.
Ertinya jika menggunakan tangan, kemungkaran itu berhenti, maka adalah wajar cegahan dengan tangan digunakan.
Sesetengah ulama mengatakan bahawa yang mempunyai kemampuan itu adalah kerajaan. Dia berupaya menyuruh kepada perkara yang baik dan mencegah kemungkaran dengan tindakan undang-undang.
Jangan pula berlaku kerajaaan sendiri memberi lesen untuk membenarkan orang ramai melakukan maksiat atau kemungkaran dengan meluluskan lesen judi, arak dan seumpamanya.
Kerajaan memberi alasan kononnya tindakan tersebut bertujuan mengawal kegiatan maksiat di kalangan rakyat. Jika demikian kenapa lesen mencuri tidak diberikan kepada pencuri dan perompak untuk mengawal berlakunya kecurian dan rompakan?
Bukan bererti mengawal sesuatu kegiatan itu dengan memberi lesen kepada sesuatu organisasi atau indivisu tetapi mengawal juga boleh berlaku dengan menyediakan tempat atau sebaliknya.
Jika diambil contoh untuk mengawal supaya orang ramai tidak buang air merata justeru disediakan tandas, bukan bererti untuk mengawal kecurian dan rompakan disediakan pula tempat untuk aktiviti jenayah berkenaan.
Ini kaedah yang tidak boleh dipakai dari segi undang-undang dan akal fikiran yang waras. Bukan semua kaedah boleh dipakai dalam semua perkara kerana kaedah penyelesaiannya berlainan antara satu perkara dengan satu perkara lain.
Misalnya, untuk menimbang emas dan getah mestilah memakai dacing berbeza bukan hanya dengan menggunakan satu dacing sahaja.
Ertinya pemerintah mesti mencegah kemungkaran, iaitu mengenakan tindakan undang-undang mengikut hukum Islam terhadap segala kesalahan jenayah dan maksiat kerana inilah maknanya mengubah dengan tangan.
Dan antara orang yang mampu mengubah dengan tangan juga adalah ibu bapa terhadap anak-anak mereka. Jika anak-anak mereka melakukan kemungkaran termasuk tidak mengerjakan solat maka menjadi tanggungjawab ibu bapa menggunakan kuasa yang ada pada mereka termasuk menggunakan tangan bagi mengubah perbuatan mungkar yang dilakukan oleh anak-anak mereka.
Nabi s.a.w. bersabda yang bermaksud; “Suruhlah anak kamu mengerjakan sembahyang ketika umurnya tujuh tahun. Pukullah mereka bila umurnya 10 tahun (jika tidak mengerjakan sembahyang). “
Begitulah juga dalam perkara yang lain. Apabila seseorang anak itu mencapai umur 10 tahun, maka diizinkan mengenakan tindakan memukul ketika melakukan kesalahan yang bercanggah dengan hukum agama.
Pukulan yang dibuat ialah pukulan mendidik, bukan pukulan marah dan geram yang mencederakan tubuh badan anak berkenaan. – lanh

………… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……

KALAM HIKMAH :

” Agama buat kehidupan di akhirat, harta buat kehidupan di dunia. Di dunia orang yang tidak berharta berasa susah hati, tetapi orang yang tidak beragama merasa lebih sengsara” -(Saidina Abu Bakar As-Siddiq )
” Jangan engkau bersahabat dengan sahabat yang mana dia begitu berharap kepada engkau ketika mahu menyelesaikan masalahnya sahaja sedangkan apabila masalah atau hajatnya telah selesai maka dia memutuskan kemanisan persahabatan. Bersahabatlah dengan mereka yang mempunyai ketinggian dalam melakukan kebaikan, memenuhi janji dalam perkara yang benar, memberi pertolongan kepada engkau serta memadai dengan amanahnya atau sikap bertanggungjawabnya terhadap engkau. ” -Imam Umar bin Abdul Aziz

Leave a comment »

Alkisah Sunan Kudus

From: WIYOSO HADI
Sent: Tuesday, January 22, 2008 5:11 PM
BismillahirRahmaani rRahiim
Alkisah Sunan Kudus dihadang oleh seorang Jawara Berandal yang tidak suka dengan gerakan dakwah Sunan Kudus. “Hentikan dakwahmu atau saya bunuh kamu hai anak muda, dengan mudah!” hardik si Jawara Berandal dengan sombong. Sunan Kudus menjawab,”Silakan Tuan coba hentikan saya bila Tuan tidak suka.”
Marahlah si Jawara Berandal dan menyerang Sunan Kudus. Sunan Kudus dengan sigap menangkis serangan lawan dan dalam berapa jurus membuat lawan terluka tak berdaya untuk berdiri lagi. Melihat si lawan terluka parah, Sunan Kudus membopongnya membawanya ke pendopokannya. Dengan telaten dan sabar diobatilah si Jawara Berandal itu dengan kedua tangannya beliau sendiri. Hingga suatu pagi saat Sunan Kudus menjenguk ke bilik dimana si Jawara Berandal itu dirawat, tampak si Jawara Berandal sudah berdiri segar bugar dengan sebilah senjata tajam di tangannya. Saat itu, Sunan Kudus menjenguk dengan tangan kosong.
Didekatilah Sunan Kudus, dan berkatalah si Jawara, “Mengapa kamu hai Anak Muda tidak membunuhku saat ada kesempatan. Apakah kau percaya bahwa aku tidak akan membalas kekalahanku dulu dan mencoba membunuhmu lagi?”
Sunan Kudus menjawab, “Tidak! Saya tidak percaya bahwa Tuan tidak akan membalas dendam dan mencoba lagi untuk membunuhku. Tapi, saya percaya kepada Allah (hu Ahad Allahu Fattah), bahwa Allah dapat Membuka Hati Tuan dan membuat Tuan kembali (tawbat/tobat) kepada-Nya.. . ‘insya Allah.”
Mendengar itu, seketika si Jawara Berandal melepas senjata tajamnya dan tertunduk. Sunan Kudus lalu megang bahu kekarnya dan berkata,”Tuan, Saudaraku, ikuti ucapanku: Laa ilaaha illallaah Muhammad-ar- Rasulullah. “Dengan terbata menahan luapan emosi penyesalan, si Jawara mengucap,”Laa ilaaha illallaah… . Muhammad-ar- Rasulullah. ..” dan semenjak itu ia menjadi salah satu murid Sunan Kudus yang setia dan terpercaya hingga akhir hayat.
Where there is Love, there is Trust
Where there is Trust, there is LOVE
Love to be faithful and to help each other
LOVE due to Allah
“Fabimaa rahmatin minallaahi linta lahum walaw kunta fazhzhan ghaliizhal-qalbi lamfadhdhuu min hawlika fa’fu’anhum wastaghfir-lahum wasyaawirhum fil-amri fa-idzaa ‘azamta fatawakkal ‘alaallaahi innallaaha yuhibbul-mutawakkiliin .”
Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”
{QS. Ali ‘Imraan [3] ayat 159}
Baraka Allah. Amien.
al-faqir wal dhaif,
yos


From: EDWIN W
Sent: Tue 1/22/2008 9:34 AM

teng kyu Mas Yos

Comments (17) »

bersihkan jiwamu dan tersenyumlah dengan nikmat Allah yang ada disisimu

Orang yang bersih hatinya
sentiada rendah diri dengan Allah Taala
Sering sahaja baik sangka dengan Tuhannya

Jika mendapat ujian kesusahan
hatinya berkata
” Kerana dosakulah ujian ini datang”
“Tuhan menghukum ku kerana dosaku”
“moga-moga aku terlepas daripada hukuman akhirat yang amat dahsyat”

Kalau ada orang lain yang bernasib baik,
mungkin berpangkat atau kaya
gembira hatinya..
Dia menumpang gembira dengan kegembiraan orang lain…

Sekiranya ada orang yang mendapat kecelakaan
accident, miskin, sakit…
hatinya turut sedih dengan kesedihan orang

Jika dia mendapat nikmat
dia merasa malu dengan Tuhannya
kerana merasa tidak layak menerima nikmat itu
Hatinya merasakan…” Apa maksud Tuhan memberi aku nikmat
untuk aku bersyukur atau kufur?”
Cemas jiwanya,
gembiranya tidak begitu ketara
kerana nikmat itu masih menjadi tanda tanya

Hajat-hajatnya yang tidak didapatkannya
dia redha
sentiasa berbaik sangka dengan Tuhan
Sedikit pun tidak cacat hatinya dengan Allah
kerana dia tahu Tuhan lebih bijaksana mentakdirkan

Bila disusahkan orang,
terus teringat dosanya
“Kerana dosakulah
aku disusahkan.”
Dia tidak berdendam
bahkan mendoakan orang itu,
dengan kebaikan…

Nikmat Tuhan disyukurinya
pemberian dan pertolongan orang
diingati dan dibalasinya

Hatinya sentiasa cemas
kematian di depan mata,
bila-bila masa boleh tiba..

Gelisah dengan dosanya
amal-ibadahnya dilupakan sahaja
kerana dia tidak tahu apakah diterima atau sebaliknya…

Kakinya di dunia
namun hatinya sentiasa dengan Tuhannya
perasaannya sentiasa memikirkan akhirat

Begitulah hati orang yang bersih dengan Tuhan..

kiriman: .::Faizah Razaly::.

Leave a comment »

30 Larangan Islam – Untuk wanita

1. Menyambung rambut palsu

2. Bertatu, mencabut bulu wajah dan mengikir gigi

3. Keluar rumah dengan memakai minyak wangi

4. Memperlihatkan perhiasan(bersolek) di depan lalaki lain

5. Menolak panggilan suami untuk tidur bersama

6. Membuka rahsia hubungan suami isteri

7. Berpuasa sunat tanpa izin suami

8. Membelanjakan harta suami, tanpa izin suami

9. Derhaka kepada suami

10. Meminta cerai tanpa sebab yang jelas

11. Mengingkari kebaikan suami

12. Bersama lelaki lain yang bukan mahram

13. Memandang lelaki yang bukan mahramnya

14. Bersalaman dengan lelaki bukan mahram

15. Menyerupai lelaki

16. Membuka rahsia wanita lain kepada suami

17. Memandang aurat wanita lain

18. Keluar rumah tanpa ada keperluan

19. Masuk permandian awam

20. Mencakar-cakar tubuh ketika dapat musibah

21. Meratapi kematian

22. Berhias atas meninggalnya seseorang

23. Menghantar jenazah

24. Mempercayai dukun dan peramal

25. Menyumpah anak-anak sendiri

26. Tidak bertegur sapa dengan sesama muslim

27. Menganiaya pembantu

28. Mengganggu jiran

29. Minta cerai kerana suami sakit

30. Minta cerai kerana suami menikah lagi

Comments (5) »