Spiritualitas…

From: WIYOSO HADI
Sent: Tuesday, February 5, 2008
To: undisclosed- recipients@ ,
Subject: posting kemarin
 

Bapak/Ibu/Saudara/ i yang saya kasihi semua,

Assalamu’alakum, salam sejahtera
 
Maaf, dalam posting kemarin pada alinea ke-2 setelah Shummun bukmun ‘umyun fahum laa yarji’uun semestinya terketik {QS 2:18}. Penyingkatan dari Al-Qur’an Surah ke-2 Al-Baqarah ayat ke-18. Mohon diralat bila hendak diteruskan kepada yang lain.
 
Dan buat Bapak/Ibu/Saudara/ i baikku yang nonmuslim boleh adopsi apa saja yang pernah saya sampaikan. Spiritualitas sejati tidak mengenal sekat-sekat. Boleh untuk siapa saja, dihayati dan diamalkan sesuai pemahaman dan kesadaran masing-masing. 
 
Innalladziina aamanuu walladziina haaduu wannashaaraa wash-shaabi- iina man aamana biallaahi walyawmil-aakhiri wa’amila shaaihan falahum ajruhum ‘inda rabbihim walaa khawfun ‘alayhim walaa hum yahzanuun. {QS 2:62}. Semoga Allah Yang Rahmaan dan Rahiim mengampuni saya dan mencurahkan banyak berkah buat Anda semua. Amien
 
yos
 


“Apabila Allah menghendaki hamba-Nya menjadi baik, maka
dibuatnya paham terhadap agama, dibuatnya zuhud terhadap dunia,
dan dibuatnya menyadari aib-aibnya sendiri.
Ya Allah jadikan hari pertemuanku dengan Mu sebagai Hari terbaikku.”
– Kang Din Muhammad Salahuddin al-Bandungi al-Hafizh Qur’an
 
Bismillahir- Rahmaanir- Rahiim
 
Alhamdulillah, Allah Yang Maha Pemberi Petunjuk senantiasa memberi petunjuk kepada kita melalui tanda-tanda kelahiran, pergerakan, pertumbuhan, perkembangan dan kematian di alam semesta, melalui sejarah perjalanan hidup dan peradaban manusia, melalui lisan para nabi, melalui kitab-kitab suci, dan melalui hati kita dalam setiap waktu. Karena DIA lah Yang Maha Pemberi Petunjuk di setiap saat dan di mana pun kita berada.
 
Namun belum semua dari hamba-hamba- Nya yang beriman dan saleh/ah dapat ‘mendengar’ dan ‘membaca’ nasihat-nasihat hikmah dan peringatan-peringat an-Nya yang turun melalui kalbunya masing-masing. Shummun bukmun ‘umyun fahum laa yarji’uun {QS 2:18}
 
Bahkan ada sebagian yang tertutup hatinya, jangankan untuk mendengar dan membaca, untuk menerima nasihat-nasihat hikmah dan peringatan-peringat an-Nya saja hati mereka tidak dapat menerimanya. Hati mereka masih tertutup, belum terbuka. Waqaaluu quluubunaa ghulfun bal la’anahumullaahu bikufrihim faqaliilan maa yu’minuun {QS 2:88}
 
Nasihat-nasihat hikmah dan peringatan-peringat an-Nya yang turun melalui kalbu itu bukanlah wahyu seperti yang diterima para Nabi melainkan sebatas ilham-ilham baik dan suci. Ilham-ilham yang mencerahkan batin dan pikiran. Afalam yasiiruu fil-ardhi fatakuuna lahum quluubun ya’qiluuna bihaa aw aatsaanun yasma’uuna bihaa fa-innahaa laa ta’mal-abshaaru walaakin ta’malquluubullatii fishshuduur {QS 22:46}  
 
Ilham-ilham baik dan suci turun kepada hamba-hamba- Nya yang telah terbuka hatinya karena beriman dan terus berusaha untuk mendekatkan diri (qaraba) mereka kepada-Nya, melalui amal-amal saleh pribadi maupun sosial yang diamalkan dengan tulus dan terus menerus. Qul atuhaajjuunanaa fillaahi wahuwa rabbunaa warabbukum walanaa a’maalunaa walakum a’maalukum wanahnu lahu mukhlishuun {QS 2:139}
 
Semakin bersih hati seseorang dari niat tidak baik, dari keinginan-keinginan rendah hawa nafsu, dari rasa ujub, maupun dari perasaan merasa paling benar dan perasaan lebih baik dari orang lain maka semakin peka-lah ia secara spiritual untuk mendengar bisikan-bisikan halus dan melihat visi-visi ilham yang baik, suci dan mencerahkan itu. Wamaa anta bihaadil ‘umyi ‘an dhalaalatihim in tusmi’u illaa man yu’minu bi-aayaatinaa fahum muslimuun {QS 30:53} 
 
Saat turunnya bisikan-bisikan dan visi-visi ilham yang baik, suci dan mencerahkan itu kadang disertai hembusan hawa lembut sepoi-sepoi lega menyejukkan terasa dalam dada. Kilasan-kilasan visi hikmah baik dari ‘masa lalu’, ‘sekarang’ maupun ‘masa datang’ dapat terlihat secara spiritual di ‘sekitar’ depan dahi di tengah-tengah antara kedua alis mata para hamba-Nya yang saleh/ah sekaligus peka secara spiritual. Kepekaan spiritual mereka berkembang seiring dengan derajat ketulusan mereka dalam beramal saleh lillaahi ta’aalaa. Afara-ayta mani ittakhadza ilaahahu hawaahu wa-adhallahullaahu ‘alaa ‘ilmin wakhatama ‘alaa sam’ihi waqalbihi waja’ala ‘alaa basharihi ghisyaawatan faman yahdiihi min ba’dillaahi afalaa tadzakkaruun {QS 45:23} 
 
Bisikan-bisikan dan visi-visi ilham suci itu tidak membuat bagi yang menerima, mendengar dan melihatnya menjadi ujub tapi membuat diri mereka lebih tawakkal (berserah diri) dan tawadhu’ (rendah hati). Mengapa? Karena bisikan-bisikan dan visi-visi ilahiah tersebut membuat bagi mereka yang menerima, mendengar dan melihatnya itu lebih paham terhadap agama, lebih zuhud terhadap dunia, dan menyadari aib-aib mereka sendiri. Sehingga membuat mereka semakin ‘insyaf dan semakin memacu mereka untuk terus memperbaiki diri dengan berkata-kata yang baik dan berbuat hal-hal yang bermanfaat dunya-akhirat untuk diri mereka dan orang lain. Alam tara ilaalladziina yuzakkuuna anfusahum balillaahu yuzakkii man yasyaau walaa yuzhlamuuna fatiilaa {QS 4:49}    
 
Benarlah apa yang disampaikan secara tersirat oleh Saudara sebayaku Kang DIN:
“Apabila Allah menghendaki hamba-Nya menjadi baik, maka dibuatnya paham terhadap agama, dibuatnya zuhud terhadap dunia, dan dibuatnya menyadari aib-aibnya sendiri.” Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba’da idz hadaytanaa wahab lanaa min ladunka rahmatan innaka antal-wahhaab {QS 3:8}    
 
Ya Allah tambahkan Hidayah-Mu kepada kami, tambahkan Cinta Kasih Persaudaraan di antara kami dan jadikan pertemuan kami dengan Mu sebagai Hari Terbaik kami. Amien.
 
yos
 
(Terusan posting dari mas ‘Yos’ Wiyoso Hadi)
 


 
PH PRO

Publikasi & EO

Tinggalkan Jawapan

Masukkan butiran anda dibawah atau klik ikon untuk log masuk akaun:

WordPress.com Logo

Anda sedang menulis komen melalui akaun WordPress.com anda. Log Out /  Tukar )

Facebook photo

Anda sedang menulis komen melalui akaun Facebook anda. Log Out /  Tukar )

Connecting to %s

%d bloggers like this: